" Diamlah, jika tidak tahu"
"Ketahuilah bahwa ilmu didapat dengan belajar.
Sedangkan, menghafal itu dengan tekun dan pemahaman.
Terkadang ilmu dianugerahkan kepada anak kecil dan ditahan dari orang yang sudah tua.
Ilmu bisa diperoleh dengan pemahaman, pengulangan, belajar, berfikir dan diskusi.
Maka carilah ilmu dan perbaikilah caranya.
Karena ilmu itu tidak akan diperoleh kecuali dengan adab yang baik.
Sedangkan adab yang baik adalah diam.
Karena, banyak bicara itu sebagian nya tercela.
Jadilah orang yang pendiam selama kamu hidup.
Niscaya kamu akan dimuliakan selama kamu masih hidup.
Bila muncul sebuah permasalahan diantara manusia.
Yang bisa diketahui secara ilmu atau tingkah laku.
Maka janganlah kamu segera menjawabnya.
Sampai kamu melihat ada orang lain yang berbicara.
Jawablah bila kamu mengetahui perkara itu.
Semoga apa yang ditanyakan kepada mu itu ada kebaikan nya.
Itulah setengah ilmu menurut para ulama.
Begitu pula yang senantiasa diungkapkan oleh ahli hikmah.
Jauhilah sifat ujub dengan kelebihan pendapatmu.
Berhati-hatilah jangan sampai salah dalam menjawab.
Berapa banyak jawaban yang berakhir kepada penyesalan.
Manfaatkanlah sikap diam agar selamat.
Ilmu itu ibarat lautan yang tidak bertepi.
Yang tidak memiliki batas tertentu untuk dituju.
Tidak semua ilmu bisa kamu kuasai.
Benar, meskipun hanya sepersepuluhnya, sekiranya kamu mau menghitungnya.
Tidak ada yang kamu miliki yang lebih banyak dari apa yang kamu ketahui.
Dan kudapun terkadang terperosok.
Kalaulah ucapan itu dapat diukur sama dengan perak putih yang dimiliki manusia.
Maka, diam merupakan emas terbaik.
Maka, pahamilah, semoga Allah menunjukimu adab dalam menuntut ilmu."
[Dikutip dari kitab Jami'ul Bayanil Ilmi Fadhlihi (1/146-147) karya Al-Hafizh Ibnu Abdil Baar rahimahullah oleh DR.Anas Ahmad Karzun. kami kutip dari kitab beliau yg berjudul Adabul Thalibul Ilmi]
bersambung ke syair yg ke 2
Jambi, 19 / 10 / 2011
Prima Ibnu Firdaus ar-Rani
"Ketahuilah bahwa ilmu didapat dengan belajar.
Sedangkan, menghafal itu dengan tekun dan pemahaman.
Terkadang ilmu dianugerahkan kepada anak kecil dan ditahan dari orang yang sudah tua.
Ilmu bisa diperoleh dengan pemahaman, pengulangan, belajar, berfikir dan diskusi.
Maka carilah ilmu dan perbaikilah caranya.
Karena ilmu itu tidak akan diperoleh kecuali dengan adab yang baik.
Sedangkan adab yang baik adalah diam.
Karena, banyak bicara itu sebagian nya tercela.
Jadilah orang yang pendiam selama kamu hidup.
Niscaya kamu akan dimuliakan selama kamu masih hidup.
Bila muncul sebuah permasalahan diantara manusia.
Yang bisa diketahui secara ilmu atau tingkah laku.
Maka janganlah kamu segera menjawabnya.
Sampai kamu melihat ada orang lain yang berbicara.
Jawablah bila kamu mengetahui perkara itu.
Semoga apa yang ditanyakan kepada mu itu ada kebaikan nya.
Itulah setengah ilmu menurut para ulama.
Begitu pula yang senantiasa diungkapkan oleh ahli hikmah.
Jauhilah sifat ujub dengan kelebihan pendapatmu.
Berhati-hatilah jangan sampai salah dalam menjawab.
Berapa banyak jawaban yang berakhir kepada penyesalan.
Manfaatkanlah sikap diam agar selamat.
Ilmu itu ibarat lautan yang tidak bertepi.
Yang tidak memiliki batas tertentu untuk dituju.
Tidak semua ilmu bisa kamu kuasai.
Benar, meskipun hanya sepersepuluhnya, sekiranya kamu mau menghitungnya.
Tidak ada yang kamu miliki yang lebih banyak dari apa yang kamu ketahui.
Dan kudapun terkadang terperosok.
Kalaulah ucapan itu dapat diukur sama dengan perak putih yang dimiliki manusia.
Maka, diam merupakan emas terbaik.
Maka, pahamilah, semoga Allah menunjukimu adab dalam menuntut ilmu."
[Dikutip dari kitab Jami'ul Bayanil Ilmi Fadhlihi (1/146-147) karya Al-Hafizh Ibnu Abdil Baar rahimahullah oleh DR.Anas Ahmad Karzun. kami kutip dari kitab beliau yg berjudul Adabul Thalibul Ilmi]
bersambung ke syair yg ke 2
Jambi, 19 / 10 / 2011
Prima Ibnu Firdaus ar-Rani
No comments:
Post a Comment