Wednesday, December 21, 2011

Urgensi Bertanya dan Adab Bertanya

Allah ta'ala telah memerintahkan kaum muslimin untuk bertanya sebagaimana dalam firmanNya:

فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون (النحل :43)

"Maka bertanyalah kalian kepada para ahli ilmu (ulama) kalau kalian tidak mengetahui " (An-Nahl: 43)

Ibnu Abbas pernah ditanya: "Bagaimana engkau bisa mendapatkan ilmu ini?", beliau menjawab: "Dengan lisan yang banyak bertanya dan dengan hati yang berakal"(Al-Madhal ilas Sunanil Kubra 1/291).

Tuesday, December 20, 2011

Apa Itu Wahabi.....? (Bagian 2)


Pokok-Pokok Landasan Dakwah yang Dicap Sebagai Wahabi
Pokok landasan dakwah yang utama sekali beliau tegakkan adalah pemurnian ajaran tauhid dari berbagai campuran syirik dan bid’ah, terutama dalam mengkultuskan para wali, dan kuburan mereka, hal ini akan nampak jelas bagi orang yang membaca kitab-kitab beliau, begitu pula surat-surat beliau (lihat kumpulan surat-surat pribadi beliau dalam kita Majmu’ Muallafaat Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab, jilid 3).
Dalam sebuah surat beliau kepada penduduk Qashim, beliau paparkan aqidah beliau dengan jelas dan gamblang, ringkasannya sebagaimana berikut: “Saya bersaksi kepada Allah dan kepada para malaikat yang hadir di sampingku serta kepada anda semua:
  • Saya bersaksi bahwa saya berkeyakinan sesuai dengan keyakinan golongan yang selamat yaitu Ahlus Sunnah wal Jama’ah, dari beriman kepada Allah dan kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, kepada hari berbangkit setelah mati, kepada takdir baik dan buruk.

Apa Itu Wahabi.....? (Bagian 1)


بسم الله الرحمن الرحيم
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسانٍ إلى يوم الدين.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
فإن أصدقَ الحديث كتاب الله وخيرَ الهدي هديُ محمد صلى الله عليه وسلم وشرَّ الأمور محدثاتها وكلَّ محدثة بدعة وكلَّ بدعة ضلالة وكلَّ ضلالة في النار، أما بعد ؛
Pertama dan utama sekali kita ucapkan puji syukur kepada Allah subhaanahu wa ta’ala, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga pada kesempatan yang sangat berbahagia ini kita dapat berkumpul dalam rangka menambah wawasan keagamaan kita sebagai salah satu bentuk aktivitas ‘ubudiyah kita kepada-Nya. Kemudian salawat beserta salam buat Nabi kita Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallam, yang telah bersusah payah memperjuangkan agama yang kita cintai ini, untuk demi tegaknya kalimat tauhid di permukaan bumi ini, begitu pula untuk para keluarga dan sahabat beliau beserta orang-orang yang setia berpegang teguh dengan ajaran beliau sampai hari kemudian.

Saturday, November 5, 2011

Seri Sirah Nabawiyyah 15 - Kisah Shuhaib Korbankan Seluruh Harta Demi Hijrah


Kisah Shuhaib Korbankan Seluruh Harta Demi Hijrah

Para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbondong-bondong berhijrah ke Madinah meninggalkan harta, negeri dan keluarga besar mereka. Mereka bersabar dengan semua kesulitan dan rintangan yang ada diperjalanan mereka ke Madinah. Para Muhajirin ini ada yang berkelompok seperti kisah hijrah Umar bin Al-Khathab radhiallahu ‘anhu dengan ‘Ayyasy dan Ummu Salamah  radhiallahu ‘anha bersama anak dan pendampingnya dan ada yang berhijrah seorang diri, seperti kisah hijrah Shuhaib Ar-Ruumi radhiallahu ‘anhu .

Seri Sirah Nabawiyyah 14 - Kisah Hijrah Ummul Mu'minin Ummu Salamah


Kisah Hijrah Ummul Mu’minin Ummu Salamah

Setelah bai’at al-Aqabah kedua, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengizinkan kaum muslimin untuk hijrah ke kota Madinah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan kepada kaum muslimin tempat hijrah mereka dalam sabda beliau,
قَدْ أُرِيْتُ دَارَ هِجْرَتِكُمْ أُرِيْتُ سَبْخَةً ذَاتَ نَخْلٍ بَيْنَ لاَبَتَيْنِ
Aku ditampakkan negeri tempat hijrah kalian, akau melihat tanah yang berisi pohon kurma diantara dua harrah (yaitu kota Madinah).” (Hadits ini dishahihkan al-Albani dalam fikih siroh no. 158).
Dari sini nampaklah anjuran beliau n kepada para sahabatnya untuk berhijrah ke negeri yang aman dan ada perlindungan untuk mereka beribadah.

Seri Sirah Nabawiyyah 13 - Keberangkatan Rasulullah Hijrah ke Madinah bagian 2


Keberangkatan Rasulullah Hijrah ke Madinah (Seri-2)

Mendapat Izin Berhijrah
Setelah adanya kesepakatan kaum Quraisy untuk membunuh Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam , maka datanglah malaikat Jibril kepada beliau menceritakan konspirasi mereka dan menyampaikan izin untuk berhijrah.
Imam Bukhari[1] dan ath-Thabari[2] meriwayatkan hadits dari Ibnu Ishaq, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapatkan izin untuk hijrah, Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke rumah Abu Bakar pada siang hari waktu Zhuhur dengan mengenakan kain penutup wajah. Kedatangan beliau diwaktu Zhuhur bukanlah waktu yang biasanya untuk berkunjung menunjukkan pentingnya berita yang beliau bawa, karena orang biasanya berlindung dirumah dan tidur siang menghindari terik panasnya matahari. Ditambah lagi mengenakan penutup muka yang menunjukkan keadaan bahaya disekeliling beliau, karena kaum Quraisy telah bertekad membunuh beliau. Ini semua membuat Abu Bakar mengetahui kedatangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tak lazim ini mengisyaratkan bahwa Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dengan membawa masalah yang sangat penting.

Seri Sirah Nabawiyyah 12 - Keberangkatan Rasulullah Hijrah ke Madinah bagian 1


Keberangkatan Rasulullah Hijrah ke Madinah (Seri-1)

Konspirasi Quraiys
Gelombang hijrah kaum muslimin dari Makkah ke Madinah, baik secara individu maupun secara berkelompok, sangat menimbulkan kekhawatiran di kalangan kaum kafir Quraisy. Mereka khawatir kaum muslimin akan bersatu. Jika bersatu, berarti menjadi ancaman bagi keberadaan kaum kafir Quraisy dan budaya paganismenya. Kekhawatiran itu kian menjadi, jika Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ikut hijrah bersama mereka, lalu memimpin kaum muslimin. Ini tentu menjadi ancaman yang sangat menakutkan. Karena mereka mengetahui betapa sangat berpengaruh kedudukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di hati kaum muslimin. Kaum musyrikin Quraisy juga mengetahui kesiapan kaum muslimin rela berkorban demi membela agama yang dibawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam . Terlebih lagi dengan keberadaan kabilah Aus dan Khazraj yang telah menerima kaum Muhajirin. Dua kabilah tersebut memiliki kemampuan yang tidak bisa diragukan. Begitu pula secara geografis, kota Madinah dengan posisinya yang strategis merupakan jalur perdagangan yang menjadi sumber utama penghidupan kafir Quraisy.

Seri Sirah Nabawiyyah 11 - Hijrah ke Madinah


Hijrah ke Madinah

Setelah terjadinya Bai’at Aqabah kedua dan berlalunya musim haji kala itu. Mulailah kaum muslimin mendapatkan titik terang nasib dakwah islam dan kaum muslimin. Bai’at yang berisi perlindungan terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum muslimin bila berada di kota kaum Khadraj dan Aus di Madinah. Ditambah lagi dengan berkembangnya dakwah di kota Madinah yang cukup pesat. Akhirnya para sahabat Rasulullah diizinkkann dan diperbolehkan berhijrah ke kota Madinah. Memang Hijrah menjadi pilihan untuk menyelamatkan keimanan, sekaligus menguji keteguhan dan kesetiaan kaum muslimin kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam . Betapa tidak, tanah kelahiran tempat berpijak, kerabat dekat yang dicinta, harta untuk memenuhi hajat hidupnya, semua harus dikorbankan, bahkan harus ditinggalkan demi hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya.

Seri Sirah Nabawiyyah 10 - Umar bin Khatab pun Ikut Berjihrah


Umar bin Khatab pun Ikut Berhijrah

Perintah dan izin hijrah kemadinah sampai juga ketelinga Umar bin Khathab, maka iapun bersiap dan bersegera hijrah bersama dua orang sahabatnya.
Ibnu Ishaq[1] meriwayatkan dari Umar  bin Khathab radhiallahu ‘anhu , ia berkata, “Ketika kami hendak berhijrah ke Madinah, aku, ‘Ayyasy bin Rabi’ah dan Hisyam bin al ‘Aash bin Wa’il sepakat bertemu diTanadhib (serumpun pepohonan) di daerah subur Bani Ghaffar di atas salah satu lembah Mekkah. Kami mengatakan, barang siapa yang tidak disana pada pagi harinya, berarti ia tertahan; maka hendaklah dua temannya berangkat hijrah. “
Ketika pagi hari, aku dan ‘Ayyasy datang kesana, ternyata Hisyam tertahan tidak bisa berangkat. Dia disiksa sehingga kembali seperti dulu lagi.

Seri Sirah Nabawiyyah 9 - Keluarga Abdul Muthalib


Keluarga Abdul Muthalib

Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam berasal dari keluarga terhormat bani Hasyim dari orang tua yang bernama Abdullah bin Abdul Muthalib dan ibunya Aminah bintu Wahb dari Bani Zuhrah. Demikian juga sekilas kisah Abdul Mutholib dan perannya dalam msyarakat Quraisy, khususnya dalam perang gajah. Maka pada kesempatan ini dipaparkan sekilas tentang keluarganya yang memiliki hubungan langsung dengan kelahiran nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam.

Seri Sirah Nabawiyyah 8 - Kisah Persusunan Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam


Kisah Persusuan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

Di Pedalaman Bani Sa’ad
Sudah menjadi adat kebiasaan wanita Arab perkotaan mencari ibu susuan bagi anak bayinya dan wanita yang mengasuhnya di daerah pedalaman. Hal ini dilakukan sebagai usaha preventif menjauhkan anak-anak tersebut dari penyakit-penyakit yang biasa menjalar di perkotaan dan memperkuat dan memperkokoh kekuatan tubuh mereka. Juga sebagai usaha membiasakan dan membina mereka untuk memiliki sikap kemandirian dan percaya diri sejak kecil dan meluruskan lisan mereka dari kesalahan berbahasa sehingga mereka menjadi orang Arab yang fasih. Demikian juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam setelah disusukan Tsuwaibah beberapa hari lamanya maka Aminah pun mencari ibu susuan bagi beliau yang dapat membawa beliau ke pedalaman dan mendapatkan Halimah bintu Abu Dzu’aib Al Sa’diyah dari bani Sa’ad. Halimah As Sa’diyah mengisahkan persusuan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ini dalam satu riwayat yang diriwayatkan ibnu Ishaq dan disampaikan Ibnu Hisyam dalam tahdzibnya, namun riwayat ini dilemahkan Syeikh Al Albani. Walaupun demikian persusuan beliau kepada Halimah merupakan satu hal yang benar adanya.

Seri Sirah Nabawiyyah 7 - Kelahiran Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam


Kelahiran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

Setelah Abdulah bin Abdil Mutholib meninggal dunia di kota Madinah dan meninggalkan Aminah dalam keadaan hamil mengandung Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka diriwayatkan adanya beberapa beberapa peristiwa ajaib yang dialaminya sebelum dan ketika kelahiran beliau, namun banyak sekali yang tidak shohih periwayatannya. Diantara riwayat yang tidak shohih dalam berita tentang hal tersebut adalah:
1. Riwayat yang menyatakan bahwa ibu beliau tidak merasa berat dalam mengandung beliau.
2. Riwayat yang menyatakan bahwa ibunya mengenakan jimat dari besi lalu putus.
3. Riwayat yang menyatakan bahwa ibunya mendapat wangsit dalam mimpi akan ketinggian kedudukan beliau dan diperintahkan memberi nama beliau dengan nama Muhammad.
4. Riwayat yang menyatakan bahwa beliau lahir dalam keadaan bersandar kepada kedua tangan beliau dan menengadah kepalanya kearah langit.
5. Riwayat yang menyatakan bahwa bersama kelahiran beliau sepuluh balkon istana kisra runtuh dan api yang disembah orang majusi padam serta beberapa gereja disekitar daerah Buhairoh runtuh setelah ambles kedalam tanah. (Lihat: keterangan jelas tentang riwayat ini dalam kitab Al Sirah Al Shohihah karya DR. Akram Dhiya’ Al Umari 1/99-101).

Seri Sirah Nabawiyyah 6 - Mengenal Masjid Al-Haram


Mengenal Masjid Al Haram

Bicara kota Makkah tidak lepas dari dua tempat suci nan istimewa yaitu Ka’bah dan Masjid al-Haram. Tidaklah lengkap bicara sejarah kota Makkah tanpa bicara sejarah pembangunan Ka’bah dan Masjid al-Haram.

Seri Sirah Nabawiyyah 5 - Kota Makkah


Kota Makkah terletak di perut lembah, yang dikelilingi oleh bukit-bukit dari segala arah, dari sebelah timur membentang bukit Abu Qubais (Jabal Abu Qubais) dan dari barat dibatasi oleh dua bukit (gunung) Qa’aiqa’ dan keduanya berbentuk bulan sabit mengelilingi perkampungan Makkah. Dan dikenal bagian yang rendah dari lembah tersebut dengan Al-Bathhaa’ yang ada padanya Ka’bah dan dikelilingi oleh rumah-rumah orang Quraisy, sedangkan bagian yang tinggi dikenal dengan Al-Mu’alaah dan pada bagian ujung-ujung kedua bukit yang berbentuk bulan sabit tersebut dibangun rumah-rumah sederhana milik orang Quraisy Dzawaahir yaitu orang-orang pedalaman (A’rob) Quraisy yang miskin dan merupakan serdadu-serdadu perang, akan tetapi mereka ini dibawah kaum Quraisy Bathhaa’ (yang tinggal di bathhaa’) dalam kebudayaan, kekayaan dan martabatnya. (lihat As Siroh An Nabawiyah As Shahihah oleh Akrom Dhiya’ Al Umary hal:1/77).

Sekilas Info

SEKILAS INFO Bismillah Alhamdulillah Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam, keluar...