Saturday, November 5, 2011

Seri Sirah Nabawiyyah 13 - Keberangkatan Rasulullah Hijrah ke Madinah bagian 2


Keberangkatan Rasulullah Hijrah ke Madinah (Seri-2)

Mendapat Izin Berhijrah
Setelah adanya kesepakatan kaum Quraisy untuk membunuh Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam , maka datanglah malaikat Jibril kepada beliau menceritakan konspirasi mereka dan menyampaikan izin untuk berhijrah.
Imam Bukhari[1] dan ath-Thabari[2] meriwayatkan hadits dari Ibnu Ishaq, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapatkan izin untuk hijrah, Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke rumah Abu Bakar pada siang hari waktu Zhuhur dengan mengenakan kain penutup wajah. Kedatangan beliau diwaktu Zhuhur bukanlah waktu yang biasanya untuk berkunjung menunjukkan pentingnya berita yang beliau bawa, karena orang biasanya berlindung dirumah dan tidur siang menghindari terik panasnya matahari. Ditambah lagi mengenakan penutup muka yang menunjukkan keadaan bahaya disekeliling beliau, karena kaum Quraisy telah bertekad membunuh beliau. Ini semua membuat Abu Bakar mengetahui kedatangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tak lazim ini mengisyaratkan bahwa Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dengan membawa masalah yang sangat penting.


Setelah mendapatkan izin masuk, beliau n pun masuk dan meminta kepada semua yang ada di rumah selain Abu Bakar radhiallahu ‘anhu untuk keluar supaya mereka tidak mengetahui pembicaraan yang hendak disampaikan kepada Abu Bakar.

Abu Bakar radhiallahu ‘anhu pun memberitahukan, bahwa semua yang hadir adalah pengikut Rasulullah dan keluarganya sendiri. Setelah itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan, bahwa AllahSubhanahu wa Ta’ala telah memberikan izin kepadanya untuk berhijrah dan mengajak Abu Bakarradhiallahu ‘anhu untuk menemaninya.
Dengan permintaan ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan isyarat yang telah beliau n berikan sebelumnya, yaitu ketika Abu Bakar z hendak berangkat hijrah, namun ditahan oleh Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam . Abu Bakar pun menawarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamuntuk memilih salah satu di antara dua kendaraan yang disukainya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersedia memilih, namun tetap dengan membayarnya.
Aisyah menceritakan hal ini:
Disatu hari ketika kami duduk-duduk di rumah Abu Bakar di saat Nahr azh-Zhahirah (Siang terik sekali). Ada seorang yang memberitahu Abu Bakar, “Itu Rasulullah datang dalam keadaan menutup wajahnya diwaktu yang tidak pernah beliau mendatangi kita.”
Maka Abu Bakar pun menyahut, “Sungguh benar, demi Allah tidaklah beliau datang diwaktu seperti ini kecuali karena perkara penting sekali.”
Aisyahpun menceritakan lagi, “Sampailah Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam lalu minta izin masuk. Lalu diberi izin dan Beliaupun masuk.” Rasulullah pun berkata, “Keluarkanlah orang yang ada disekitarmu!”
Abu Bakar menjawab, “Semua mereka adalah keluarga engkau wahai Rasulullah.”
Rasulullahpun menyatakan, “Sungguh aku diizinkan untuk keluar (hijrah).”
Abu Bakarpun bertanya, “Apakah engkau butuh teman wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Iya.”
Maka Abu Bakarpun menyatakan, “Ambillah salah satu dari dua ontaku ini.”
Beliau menjawab, “Aku akan bayar.”
Aisyahpun bercerita (setelah itu), “Kami siapkan kedua kendaraan tersebut dengan sangat cepat , kami letakkan bekal perjalanan di kantong kulit, lalu Asma’ bintu Abu bakar menyobek selendang pengikat pinggangnya (an-Nithaaq) lalu ia gunakan untuk mengikat tutup kantong tersebut. Karena itulah beliau dijuluki dzatu an-Nithaaq.
Kemudian Rasulullah dan Abu Bakar sampai ke gua di bukit Tsaur lalu bersembunyi disana selama tiga malam. Abdullah bin Abu Bakar  dimalam hari tinggal bersama keduanya, lalu pulang ketika menjelang subuh, lalu dipagi hari ia sudah berada bersama orang-orang Quraisy di Makkah seperti orang yang tidak pernah keluar (dari Makkah), sehingga tidaklah ia mendengar sesuatu berita konspirasi (untuk Rasulullah) kecuali ia ambil sehingga dapat memeberi kabar berita untuk Rasulullah dan Abu Bakar ketika malam hari tiba. Sedangkan ‘Amir bin Fuhairah –budak Abu Bakar- menggembala sekumpulan kambing untuk keduanya. Sehingga ia menggiring kambingnya ke tempat keduanya hingga berlalu waktu Isya’. Sehingga keduanya bermalam dalam keadaan minum susu segar, hingga Amir bin Fuhairah pulang sebelum subuh dan hal ini dilakukan setiap malam selama tiga malam lamanya.
Rasulullah dan Abu Bakar menyewa seorang yang masih kafir dari suku Ad-Dail dari Bani Adi bin Adi sebagai penunjuk jalan, lalu keduanya menyerahkan onta kendaraannya kepadanya dan berjanji bertemu di Goa tsaur setelah tiga hari membawa kedua onta kendaraan tesebut pada pagi harinya. [3]
Merancang rencana perjalanan
Dalam pertemuan itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakar radhiallahu ‘anhu membahas rencana hijrah dan caranya keluar dari tipu daya kaum kafir Quraisy ini. Di antara rencana-rencana itu yang disebutkan dalam riwayat Imam Bukhari dan Ibnu ishaq ialah:
  1. Mereka akan keluar menuju gua Tsur[4] di sebelah barat daya Makkah pada malam hari. Ini untuk mengelabui kaum kafir, karena perhatian mereka dalam mencari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamakan tertuju ke arah utara Makkah, yaitu arah menuju Madinah.
  2. Mereka akan tinggal di gua Tsur selama tiga hari, sehingga usaha pencaharian mulai surut.
  3. Mereka menyewa seorang penunjuk jalan yang mengerti perjalanan di padang pasir, yaitu ‘Abdullah bin Urqud, seorang musyrik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakar merahasiakan permasalahan mereka kepada si penunjuk jalan ini.
  4. Asma` menyediakan bekal untuk mereka berdua. Ikat pinggang miliknya ia potong untuk mengikat bekal. Sehingga ia dikenal dengan sebutan Dzatun-Nithaq[5] atau Dzatun-Nithaqain.[6]
  5. Abu Bakar menyuruh anaknya, ‘Abdullah untuk menyadap informasi permbicaraan masyarakat Makkah tentang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakar radhiallahu ‘anhu , lalu menyampaikan berita tersebut kepada mereka di gua Tsur pada malam hari.
  6. Abu Bakar menyuruh budaknya yang bernama ‘Amir bin Fuhairah untuk menggembalakan kambingnya di siang hari dan menggiringnya untuk di istirahat di gua Tsur saat sore hari, supaya mereka bisa memanfaatkan susu dan dagingnya.
  7. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu dan memintanya untuk mengembalikan barang-barang titipan penduduk Makkah, karena banyak penduduk Makkah yang menitipkan barang-barang berharga mereka kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam juga meminta Ali radhiallahu ‘anhu tidur di tempat tidurnya.
  8. Abu Bakar meminta budaknya ‘Amir bin Fuhairah menemaninya dalam hijrah untuk membantu mereka.
Demikianlah beberapa peristiwa yang mengawali hijrah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama Abu Bakar radhiallahu ‘anhu ke Madinah.
Penulis: Ustadz Kholid Syamhudi, L.c.
Arsip www.UstadzKholid.com

[1] Al-Fath, 15/88, no. 3905.
[2] Dalam Târikh-nya, 2/377-379, dengan sanad hasan.
[3] HR Al-Bukhori 7/389).
[4] Al-Fath, hadits no. 3905.
[5] Imam Bukhâri  no. 3905
[6] Imam Bukhâri 16/103, no. 3907, dari Ama`.

No comments:

Post a Comment

Sekilas Info

SEKILAS INFO Bismillah Alhamdulillah Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam, keluar...