Mengenal Siroh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai sosok teladan yang baik merupakan pribadi yang harus kita ketahui perjalanan hidupnya sejak beliau lahir sampai wafat. Mengetahui siroh (sejarah) beliau shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan satu kewajiban yang dibebankan kepada umat ini karena beliau adalah perantara dan penafsir Alquran secara perkataan dan perbuatan, sehingga tidaklah mungkin kita dapat memahami ajaran agama kita tanpa mengetahui siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Oleh karena itu, kaum muslimin sejak masa-masa pertama perkembangan Islam telah sibuk mempelajari siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan merekam kejadian-kejadian yang terjadi pada beliau dan pada masa-masa beliau hidup serta bersungguh-sungguh menukil hal-hal tersebut dengan penukilan yang teliti dan akurat baik dalam buku-buku hadits dan siroh, atau buku-buku sejarah umum.
Sudah tidak diragukan lagi bahwa siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan bidang yang sangat penting yang digeluti kaum muslimin dahulu dan sekarang, dan dengan izin Allah ta’ala senantiasa menjadi tempat perhatian kaum muslimin karena siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan aplikasi kongkrit dari syariat Ilahi dan penjelas hukum-hukumnya. Dan dari sini muncullah perhatian yang sangat besar dari kalangan ulama Islam untuk mempelajari, meneliti, dan menulis buku-buku dan referensi sejarah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dengan macam ragam metode penulisan dan penelitian yang mereka pakai sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
A. Pengertian Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
Untuk meluruskan persepsi tentang siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam diperlukan satu pengertian yang benar terhadap siroh tersebut. Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang dimaksud di sini adalah kumpulan berita-berita yang diriwayatkan atau dikisahkan berisi peri kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ? yang meliputi nasab, kandungan beliau di perut ibunya, kelahirannya dan keadaan kehidupan yang menyertainya, pemeliharaannya, masa kecilnya, masa remaja dan kedewasaan beliau, pengangkatan beliau sebagai Nabi, turunnya wahyu kepada beliau dan permulaan dakwahnya, masa-masa dakwah di Makkah dan setelah hijrohnya ke Madinah, pembentukan negara di Madinah dan pembelaan beliau terhadap negara tersebut, jihad beliau melawan musuh-musuh agama di dalam negara dan di luarnya, pengiriman duta, utusan-utusan dan angkatan perang, kepemimpinan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, perang-perang penting, pengembangan dakwah Islam di Jaziroh Arab dan di luarnya, sakit dan kematian beliau dan pengaruhnya terhadap para shahabat radhiyallahu ‘anhu sampai perawatan jenazah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. (Lihat: As-Siroh An-Nabawiyah oleh Muhammd Abdul Qadir Abu Faaris, cetakan pertama, Dar Al furqaan, Ammaan, Yordania hlm. 49).
B. Target dan Faedah Mempelajari Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
Di antara target dan faedah mempelajari siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah:
1. Mendapatkan dan menemukan aplikasi kongkrit (pengejawantahan) dari hukum-hukum Islam yang terkandung dalam ayat-ayat Alquran dan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam ragam bidang kehidupan.
2. Mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menuntut seorang untuk mengetahui sifat-sifat dan keadaan kehidupan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dalam segala bidang kehidupan karena beliau adalah suri teladan yang baik yang harus dicontoh, sebagaimana firman Allah ta’ala:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S. 33:21)
3. Mencontoh dan mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan tanda kecintaan seseorang terhadap Allah ta’ala dan yang melakukannya akan mendapatkan kecintaan Allah dan ampunan-Nya, sebagaimana firman Allah ta’ala:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah, ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al Imron 3:31)
4. Mendapatkan dan menemui dalil-dalil mukjizat yang dapat menguatkan dan menambah iman.
5. Menguatkan azzam kaum mukminin yang mengikuti jalannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan memantapkan mereka dalam membela agama dan kebenaran serta memberikan ketenangan dalam hati mereka dengan mengenal apa yang terdapat dan terkandung dari siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berupa sikap-sikap keimanan dan kekuatan aqidah beliau dalam menghadapi cobaan dan musuh-musuhnya.
6. Dalam siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terdapat pelajaran dan nasehat serta hikmah-hikmah yang bisa diambil oleh semua muslim baik penguasa atau rakyat untuk membentuk manusia yang baik.
7. Siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan gambaran contoh yang tinggi yang dimiliki seorang manusia yang sempurna dari segala sisi.
8. Siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berisikan pelajaran-pelajaran yang banyak bagi segala lapisan masyarakat manusia dan meringankan mereka dalam menghadapi segala cobaan dan ujian hidup yang mereka hadapi terlebih lagi para dai.
9. Membantu memahami Alquran dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
10. Mendapatkan banyak pengetahuan yang benar tentang bermacam-macam ilmu-ilmu keislaman berupa aqidah, syariat, akhlaq, tafsir, hadits, politik, pendidikan dan sosial kemasyarakatan dan yang lain-lainnya.
11. Mengenal perkembangan dan pertumbuhan dakwah Islam dan apa yang terjadi pada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan sahabat-sahabatnya radhiyallahu ‘anhum dalam menegakkan kalimat Allah serta apa yang dihadapi para sahabat dari kesulitan-kesulitan dan bagaimana mereka bersikap serta solusi pemecahannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan sahabat-sahabatnya radhiyallahu ‘anhum dalam menegakkan kalimat Allah serta apa yang dihadapi para sahabat dari kesulitan-kesulitan dan bagaimana mereka bersikap serta solusi pemecahannya.
12. Mengenal sebab turunnya ayat-ayat Alquran dan korelasi ucapan-ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan sahabat-sahabatnya radhiyallahu ‘anhum.
13. Mengenal naskh dan mansukh dalam Alquran dan hadits
14. Mengenal dengan baik mukjizat-mukjizat yang Allah karuniakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
15. Menanamkan kecintaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
C. Keistimewaan Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
Siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan siroh (sejarah) yang memiliki banyak keistimewaan sehingga terasa nikmat untuk dipelajari dan ditelaah dibandingkan dengan siroh-siroh yang lainnya, sebagaimana juga ia merupakan suatu hal yang harus dimiliki oleh seorang ulama syariat dan dai Islam dan orang yang merasa bertanggung jawab terhadap perbaikan umat manusia karena dengan mencontoh gaya dan cara dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan menjadikan dakwah mereka benar dan berhasil.
Di antara keistimewaan siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sebagai berikut:
1. Siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan siroh yang paling absah dan otentik yang menceritakan sejarah para nabi dan rasul, atau tokoh-tokoh pembaharuan umat manusia, karena siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sampai kepada kita melalu jalan penyampaian yang paling benar dan paling kuat sehingga membuat kemudahan-kemudahan dalam mengenal kejadian-kejadian bersejarah yang ada di dunia ini.
Dan keistimewaan ini tidak terdapat pada siroh selain beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Kita lihat siroh Nabi Musa ‘alaihis salam telah tercampur antara kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi pada beliau dengan hal-hal yang dimasukkan oleh orang Yahudi dari penyimpangan dan kesesatan, sehingga kita tidak bisa menjadikan Taurot sebagai sumber pengambilan siroh beliau shallallahu ‘alaihi wasallam yang akurat dan benar. Demikian juga siroh Nabi Isa ‘alaihis salam karena beredarnya injil-injil yang banyak yang tidak sama isi kitab yang satu dengan yang lainnya, sehingga kita tidak bisa mengambil siroh beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dengan terjamin keotentikannya.
2. Kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah kehidupan yang sangat jelas dalam setiap marhalah-nya (tingkatan), sejak menikah orang tua beliau sampai wafatnya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga dapat diketahui kelahirannya, masa kecil dan remajanya, kehidupannya sebelum kenabian dan setelah kenabian sampai wafatnya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga berkata seorang pengkritik barat (orientalis) :”sesungguhnya Muhammad adalah satu-satunya orang yang dilahirkan (jelas seperti) terangnya sinar matahari”.
3. Sesungguhnya siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan siroh seorang manusia yang dimuliakan Allah sebagai Rasul dengan tidak mengeluarkannya dari sifat kemanusiaannya dan tidak ada padanya dongeng-dongeng yang tidak benar.
4. Siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyeluruh kepada seluruh sisi-sisi kehidupan beliau, karena dia mengisahkan kepada kita sejarah kehidupan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dimasa muda sebelum menjadi Nabi dan juga menceritakan kepada kita tentang beliau sebagai seorang pembawa bendera dakwah yang memiliki gaya dan cara yang efektif dan akurat dalam menyampaikan isi dakwahnya, sebagaimana juga mengisahkan beliau sebagai seorang pemimpin negara dan sebagai pemimpin rumah tangga dan pendidik serta politikus sejati.
Ringkasnya siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meliputi seluruh sisi kehidupan sosial kemanusiaan dalam suatu tatanan kemasyarakatan yang menjadikan beliau sebagai tauladan yang baik bagi da’i, panglima, bapak, suami, teman, pendidik, politikus, pemimpin negara dan yang lain-lainnya.
5. Siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan kepada kita tanda kebenaran risalahnya dan kenabiannya. (Disarikan dari As-Siroh An-Nabawiyah: Durus wa ‘Ibar oleh Musthofa As-Siba’i hlm. 15-20).
D. Sumber Pengambilan Siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sesungguhnya siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam - secara hakikatnya- adalah ibarat dari risalah yang beliau bawa kepada masyarakat manusia, oleh karena itu sudah selayaknya untuk ditayangkan dalam bentuk yang benar, akurat dan terperinci, sehingga bisa bermanfaat bagi kaum muslimin seluruhnya, maka untuk mencapai hal itu perlu kita menengok kembali kepada sumber-sumber pengambilan siroh tersebut.
Adapun sumber-sumber pengambilan siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang menjadi sumber rujukan para ulama dalam menjelaskan siroh tersebut dapat diglobalkan menjadi delapan sumber, yaitu:
1. Alquran
Sesungguhnya dalam Alquran terkandung banyak kejadian dari siroh Nabi, shallallahu ‘alaihi wasallam baik ketika pada masa Makkah atau Madinah. Demikianlah Alquran telah mengisahkan kepada kita keadaan beliau di masa kecilnya ketika dalam keadaan yatim dan faqir sebagaimana yang ada di dalam firman Allah ta’ala:
أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَى وَوَجَدَكَ ضَالا فَهَدَى وَوَجَدَكَ عَائِلا فَأَغْنَى
Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim lalu Dia melindungimu? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung lalu Dia memberikan petunjuk? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan lalu Dia memberikan kecukupan? (QS. Al Dhuha 93:6-8)
Dan menceritakan pula kisah turunnya wahyu di Gua Hiro’ dalam firman-Nya:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al ‘Alaaq 96: 1-5)
Dan tentang mukjizat isra’ dan mi’roj dalan firman-Nya:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjid Al-Haram ke Al-Masjid Al-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al Isra: 17:1)
Dan tentang hijroh beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersama Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu dalam firman-Nya:
إِلا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seseorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, pada waktu dia berkata kepada temannya, ‘Janganlah berduka cita, sesungguhya Allah bersama kita.’ Maka Allah menurunkan ketenangan kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (QS. At Taubah 9:40)
Serta Allah ta’ala menceritakan pula kisah perang Ahzab dalam firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا إِذْ جَاءُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الأبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالا شَدِيدًا وَإِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ إِلا غُرُورًا وَإِذْ قَالَتْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ يَا أَهْلَ يَثْرِبَ لا مُقَامَ لَكُمْ فَارْجِعُوا وَيَسْتَأْذِنُ فَرِيقٌ مِنْهُمُ النَّبِيَّ يَقُولُونَ إِنَّ بُيُوتَنَا عَوْرَةٌ وَمَا هِيَ بِعَوْرَةٍ إِنْ يُرِيدُونَ إِلا فِرَارًا وَلَوْ دُخِلَتْ عَلَيْهِمْ مِنْ أَقْطَارِهَا ثُمَّ سُئِلُوا الْفِتْنَةَ لآتَوْهَا وَمَا تَلَبَّثُوا بِهَا إِلا يَسِيرًا وَلَقَدْ كَانُوا عَاهَدُوا اللَّهَ مِنْ قَبْلُ لا يُوَلُّونَ الأدْبَارَ وَكَانَ عَهْدُ اللَّهِ مَسْئُولا قُلْ لَنْ يَنْفَعَكُمُ الْفِرَارُ إِنْ فَرَرْتُمْ مِنَ الْمَوْتِ أَوِ الْقَتْلِ وَإِذًا لا تُمَتَّعُونَ إِلا قَلِيلا قُلْ مَنْ ذَا الَّذِي يَعْصِمُكُمْ مِنَ اللَّهِ إِنْ أَرَادَ بِكُمْ سُوءًا أَوْ أَرَادَ بِكُمْ رَحْمَةً وَلا يَجِدُونَ لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلا نَصِيرًا قَدْ يَعْلَمُ اللَّهُ الْمُعَوِّقِينَ مِنْكُمْ وَالْقَائِلِينَ لإخْوَانِهِمْ هَلُمَّ إِلَيْنَا وَلا يَأْتُونَ الْبَأْسَ إِلا قَلِيلا أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ فَإِذَا جَاءَ الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ كَالَّذِي يُغْشَى عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ فَإِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوكُمْ بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ أَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِ أُولَئِكَ لَمْ يُؤْمِنُوا فَأَحْبَطَ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا يَحْسَبُونَ الأحْزَابَ لَمْ يَذْهَبُوا وَإِنْ يَأْتِ الأحْزَابُ يَوَدُّوا لَوْ أَنَّهُمْ بَادُونَ فِي الأعْرَابِ يَسْأَلُونَ عَنْ أَنْبَائِكُمْ وَلَوْ كَانُوا فِيكُمْ مَا قَاتَلُوا إِلا قَلِيلا لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الأحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا
Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya.Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan. (Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan (mu) dan hatimu naik menyesak sampai ketenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka. Di situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat.Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata, ‘Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya.’ Dan (ingatlah) ketika segolongan di antara mereka berkata, ‘Hai penduduk Yatsrib (Madinah), tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu.’ Dan sebahagian dari mereka minta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata, ‘Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga).’ Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak lain hanyalah hendak lari. Kalau (Yatsrib) diserang dari segala penjuru, kemudian diminta kepada mereka supaya murtad, niscaya mereka mengerjakannya; dan mereka tiada akan menunda untuk murtad itu melainkan dalam waktu yang singkat. Dan sesungguhnya mereka sebelum itu telah berjanji kepada Allah, ‘Mereka tidak akan berbalik ke belakang (mundur).’ Dan adalah perjanjian dengan Allah akan diminta pertanggungan jawabnya. Katakanlah, ‘Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.’ Katakanlah, ‘Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu.’ Dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang menghalang-halangi di antara kamu dan orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya:”Marilah kepada kami”.Dan mereka tidak mendatangi peperangan melainkan sebentar. Mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan.Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya.Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Mereka mengira (bahwa) golongan-golongan yang bersekutu itu belum pergi; dan jika golongan-golongan yang bersekutu itu datang kembali, niscaya mereka ingin berada di dusun-dusun bersama-sama orang Arab Badwi, sambil menanya-nanyakan tentang berita-beritamu.dan sekiranya mereka berada bersama kamu, mereka tidak akan berperang, melainkan sebentar saja. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Dan tatkala orang-orang mu’min melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata:”Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”.Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya.Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan. (QS. Al Ahzaab 33:9-22)
Dan firman Allah ta’ala :
وَأَنْزَلَ الَّذِينَ ظَاهَرُوهُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ صَيَاصِيهِمْ وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ فَرِيقًا تَقْتُلُونَ وَتَأْسِرُونَ فَرِيقًا وَأَوْرَثَكُمْ أَرْضَهُمْ وَدِيَارَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ وَأَرْضًا لَمْ تَطَئُوهَا وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرًا
Dan Dia menurunkan orang-orang Ahli Kitab (Bani Quraizhah) yang membantu golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan Dia memasukkan rasa takut ke dalam hati mereka.Sebahagian mereka kamu bunuh dan sebahagian yang lain kamu tawan. Dan Dia mewariskan kepada kamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan (begitu pula) tanah yang belum kamu injak.Dan adalah Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu. (QS. Al Ahzaab 33:26-27)
Dan kisah-kisah lainnya yang cukup banyak, akan tetapi untuk dapat mengambil faidah yang sempurna dari Alquran harus melihat kembali kepada buku-buku tafsir yang terpercaya seperti Tafsir bil ma’tsur yaitu Tafsir yang membawakan hadits-hadits yang bersanad periwayatan dalam menafsirkan ayat-ayat Alquran seperti Tafsir ath Thobary dan Tafsir Ibnu Katsir dan buku-buku yang menjelaskan Naasikh dan Mansukh serta buku-buku yang menjelaskan sebab-sebab turunnya ayat-ayat Alquran dengan selalu melihat bahwa hadits-hadits tersebut tidak diterima begitu saja akan tetapi harus dilihat ke absahannya.
(Disarikan dari kitab As-Siroh An-Nabawiyah As-Shahihah oleh Akrom Dhiya’ Al-Umary, cetakan ketiga, Maktabah Al ‘Ubaikaan Riyadh, KSA hlm. 47-50 dan kitab As-Siroh An-Nabawiyah Fi Dhau’i Al-Mashodir Al-Ashliyah oleh Mahdi Rizqullah Ahmad, cetakan pertama, Pecetakan Markaz Al Malik Faishol Lil Buhuts Wa Al Dirasat Al Islamiyah, Riyaadh, KSA hlm 15-46 serta As-Siroh An-Nabawiyah oleh Muhammd Abdul Qadir Abu Faaris op.cit hlm. 51-56)
(Disarikan dari kitab As-Siroh An-Nabawiyah As-Shahihah oleh Akrom Dhiya’ Al-Umary, cetakan ketiga, Maktabah Al ‘Ubaikaan Riyadh, KSA hlm. 47-50 dan kitab As-Siroh An-Nabawiyah Fi Dhau’i Al-Mashodir Al-Ashliyah oleh Mahdi Rizqullah Ahmad, cetakan pertama, Pecetakan Markaz Al Malik Faishol Lil Buhuts Wa Al Dirasat Al Islamiyah, Riyaadh, KSA hlm 15-46 serta As-Siroh An-Nabawiyah oleh Muhammd Abdul Qadir Abu Faaris op.cit hlm. 51-56)
Bersambung Insya Allah …
Penulis: Kholid Syamhudi, Lc.
Arsip Website Ustadzkholid.com
No comments:
Post a Comment