Saturday, November 5, 2011

Seri Sirah Nabawiyyah 4 - Masa Sebelum Kenabian


Masa Sebelum Kenabian

Manusia pada abad ke-6 dan ke-7 masehi, hidup dalam kegelapan dan kebodohan, ketika telah tersebar merata paganisme, khurafat, fanatisme kebangsaan, rasialisme dan kesenjangan antara tingkatan kehidupan manusia dalam tatanan sosial kemasyarakatan dan politik serta penyimpangan-penyimpangan yang sangat jauh dari fitrahnya mereka. Kemudian semua pemikiran dan ajaran yang membawa kepada perbaikan manusia baik yang datang dari para Nabi dan Rasul yang diturunkan kepada mereka ataupun dari para tokoh cendikiawan dan ahli hikmah yang masih berada diatas fithrohnya yang benar telah tersimpangkan dan dibuang jauh-jauh dari kehudupan mereka, sehingga benar-benar mereka menjadi masyarakat yang rusak dan jauh dari kebenaran. Keadaan ini merata kecuali pada sekelompok ahli kitab yang masih berpegang teguh dengan agama mereka yang benar dan belum tersimpangkan, namun mereka inipun telah habis seluruhnya atau sebagian besarnya menjelang kenabian Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Hal ini digambarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dalam sabdanya:


??????? ????? ?????? ????? ?????? ????????? ???????????? ?????????? ???????????? ?????? ???????? ???? ?????? ??????????
Sesungguhnya Allah melihat kepada penduduk bumi kemudian mereka baik Arab maupun Ajamnya kecuali sebagian kecil dari kalangan ahli kitab. Hadits riwayat Muslim dalam Shahihnya, kitab Al Jannah Wa Sifat Na’imiha, hadits No.5109.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Ketahuilah sesungguhnya Allah ta’ala telah mengutus nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kepada seluruh makhluk pada zaman fatroh dalam keadaan telah murka kepada penduduk bumi baik arab atau a’jamnya kecuali sisa ahli kitab. Merekapun telah meninggal dunia seluruhnya atau hampir seluruhnya menjelang kenabiannya. Manusia ketika itu, adalah satu dari dua keadaan: Ahli kitab yang berpegang teguh kepada kitab, ada kalanya sudah dirubah dan dihapus hukumnya dan ada kalanya agama yang telah lenyap, yang sebagiannya tidak diketahui dan yang lainnya ditinggalkan, atau ummi (buta huruf) dari orang arab dan a’jam yang senang beribadah kepada apa saja yang ia anggap baik dan bermanfaat, berupa bintang, berhala, kuburan, patung atau yang lainnya.
Manusia dalam keadaan jahiliah yang sangat bodoh, menyakini pernyataan dan pendapatnya sebagai ilmu ternyata itu adalah kebodohan dan menyakini amalan-amalannya sebagai amalan sholeh ternyata rusak. Paling baiknya mereka dalam ilmu dan amal adalah memiliki sedikit ilmu warisan para Nabi ‘alahis shalatu wassalaam terdahulu yang telah bercampur antara kebenaran dan kebatilannya atau melakukan sedikit amalan yang disyari’atkan dan kebanyakan amalannya bid’ah yang hampir tidak memberikan pengaruh dalam kebaikannya walaupun sedikit atau bersungguh-sungguh meneliti seperti kesungguhan para filosof lalu seluruh pikirannya lebur dalam perkara materi dan hitungan serta perbaikan akhlak, setelah susah payah yang tidak dapat disifatkan kepada sedikit kata yang membingungkan, tidak mendapatkan ilmu ilahi, kebatilannya lebih banyak berlipat-lipat dari kebenarannya jika berhasil. Namun bagaimana bisa berhasil dengan banyaknya perselisihan diantara ahlinya dan kebingungan serta tidak adanya dalil dan sebab”.
 (lihat: Iqtidha’ Al Shirat AL Mustaqiem Li Mukhalafati Ashhabi AL Jahim, oleh Ibnu Taimiyah , Cetakan ke-5 tahun 1417 H, tahqiiq DR. Nashir bin Abdilkarim Al Aql, maktabah Al Rusyd, Riyaadh, KSA 1/63-64).

Demikianlah keadaan dunia menjelang kelahiran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, namun dalam pembahasan kita ini, kita hanya membatasinya dengan pembahasan mengenai jazirah Arabiyah dan kondisinya agar dapat terlihat jelas hikmah dan nikmat yang Allah karuniakan kepada kita semua.
I. Jazirah Arab
Siroh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak lepas dari tempat dan bangsa yang hidup bersama beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga perlu digambarkan terlebih dahulu keadaan jazirah arab sebagai tempat diutusnya beliau dan bangsa Arab sebelum Islam dan perkembangannya sebagai satu kaum yang Allah ta’ala persiapkan untuk menerima dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang pertama kali.
I.1. Nama, Letak geogarfis Dan Iklim Jazirah Arabiyah
Banyak nama menunjukkan kemulian sesuatu, demikian menurut istilah bangsa Arab, oleh karena itu jazirah Arabiyah memiliki nama yang cukup banyak, diantaranya Jazirah Al Arab, Al Jazirah Al Arabiyah, Ardhu Al Arab, Diyaar Al Arab, Syibhu Jazirat Al Arab, Syibhu Al Jaziroh Al Arabiyah. (lihat: Khashaaish Jazirah Al Arab, oleh Bakr bin Abdillah Abu Zaid, Cetakan ke-3 tahun 1421, Mathobi’ Adhwa’ Al bayaan, KSA, hal 13).
Jazirah bermakna daerah yang terpisah dari lautan dan dinamakan jazirah karena terpisah dari kebanyakan bumi. Sedangkan Arab secara etimologi berarti padang pasir, tanah gundul dan gersang yang tidak ada air dan tanaman. Sebutan ini telah diberikan sejak dahulu kala kepada jazirah Arab.
Adapun letak geografisnya, jazirah Arab dibatasi oleh laut merah dan gurun sinai disebelah barat, teluk Arab dan sebagian besar negara iraq bagian selatan disebelah timur, laut Arab yang bersambung dengan samudra hindia disebelah selatan, negeri Syam dan sebagian kecil dari negeri iraq disebelah utara, dan luas jazirah Arab diperkirakan membentang antara satu juta mil sampai satu juta seribu tiga ratus mil
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Nama Arab pada asalnya adalah nama untuk satu kaum yang memiliki tiga hal:
Pertama: Bahasa mereka bahasa Arab.
Kedua: Mereka keturunan Arab.
Ketiga: Tempat tinggal mereka adalah Jazirah Al Arab membentang dari laut Qalzuum sampai Laut Bashrah dan dari ujung hijr Yamamah sampai permulaan negeri Syam, dimana yaman termasuk dalam wilayah mereka dan Syam tidak masuk dalam wilayahnya. Diwilayah inilah bangsa Arab bermukim ketika diutus Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam…”.
 (Lihat: Iqtidha Al Shirath AL Mustaqim oleh Ibnu Taimiyah, op.cit 1/406).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa jazirah Arab dibatasi oleh tiga laut yaitu disebelah barat, selatan dan timur. Jazirah Al Arab dibatasi oleh laut Qalzuum (laut merah) disebelah barat, laut Arab atau laut Yaman disebelah selatan dan teluk Bashrah atau teluk Arab disebelah timur. Inilah batasan yang telah disepakti para muhaditsin, Fuqaha, Ahli sejarah dan Geografie serta yang lainnya. Sedangkan sebelah utaranya dibatasi oleh pinggiran laut merah sebelah timur laut dari pinggiran negeri Syam dan sekitarnya yang sekarang dikenal dengan Yordania. (Lihat Khashaaish Jazirah AL Arab, oleh Bakr bin Abdillah Abu Zaid, hlm 15-16).
Jazirah Arab memiliki arti penting yang strategis, karena letak geologis dan geografisnya, sedangkan dilihat dari kondisi internalnya, jazirah Arab hanya dikelilingi oleh gurun dan pasir dari segala sudut, oleh karena itu jadilah dia sebuah benteng yang kokoh yang mencegah masuknya orang asing yang ingin menjajahnya, dan ini menyebabkan mereka bisa hidup merdeka dan bebas dari segala urusan sejak dahulu kala, padahal mereka bertetangga dengan dua imperium besar yang tidaklah mereka mampu menahan serangannya andaikan tidak ada benteng pertahanan yang kokoh ini
Adapun dilihat dari kondisi hubungan eksternal, maka jazirah Arab terletak diantar benua-benua yang terkenal dalam dunia lama, dan dia mempertemukan benua-benua tersebut daratan ataupun lautan, karena sebelah barat laut merupakan pintu masuk benua Afrika, dan sebelah timur laut merupakan kunci masuk benua eropa, dan sebelah timur merupakan pintu masuk bangsa-bangsa A’jam (Non Arab), timur tengah dan timur dekat, dan terus membentang ke India dan Cina, demikianlah jaziroh Arab merupakan tempat pertemuan laut antar benua, sehingga menjadi bandara yang ramai.
Adapun iklimnya terbagi menjadi 5 bagian:
1. Iklim Tihaamah
2. Iklim Hijaz
3. Iklim najd
4. Iklim Al Yaman
5. Iklim Al ‘Arudh dan dinamakan juga Al Yamaamah
6. Iklim Omaan dan ini masuk dalam iklim Al Yaman
Diantara Iklim ini yang sangat bersinggungan langsung dengan kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah iklim Hijaz, walaupun seluruh iklim ini memiliki hubungan yang tidak kalah penting dengan sirah Nabawiyah dan perkembangan Islam didunia.

I.2. Kaum-Kaum Bangsa Arab
Para ahli sejarah membagi bangsa Arab ditilik dari asal muasalnya menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Arab Baa’idah, yaitu bangsa Arab kuno,yang sukar untuk diketahui perincian sejarahnya, seperti kaum ‘Ad, Tsamud, jadis dan ‘Amlaaq
b. Arab ’Aaribah, yaitu bangsa Arab yang berasal dari keturunan Ya’rib bin Yasyjab bin Qahthon, yang dikenal dengan Arab Qohthoniyah
c. Arab Musta’robah, yaitu bangsa Arab yang berasal dari keturunan Isma’il bin Ibrohim, yang dikenal dengan Arab Adnaniyah
Sedangkan Arab ‘Aaribah atau bangsa Qahthon tempat asalnya adalah Yaman, lalu berkembang menjadi kabilah-kabilah yang banyak. Diantara yang terkenal adalah :
a. Himyar , dan dari suku-sukunya yang terkenal: Zaid Al Jumhur, Qadho’ah dan Al Sakaasik.
b. Kahlan, dan diantara suku-sukunya yang terkenal: Hamdaan, Anmaar, Thoi, Madzhaj, Kindah, Lakhm, Jidzaam, Al Azd, Al Aus, Al Khodzroj dan anak turunan Jafnah penguasa-penguasa Syam.
Suku-suku dari kabilah kahlan berhijrah dari yaman dan tersebar di Jazirah Arab, dan kebanyakan hijrah mereka terjadi sebelum terjadinya banjir (sail arim) ketika mereka gagal dalam perdagangannya, karena tekanan dari Rumawi dan kekuasaannya terhadap jalur-jalur perdagangan laut serta pengrusakan (bangsa Rumawi) jalan-jalan darat setelah mereka menguasai negeri mesir dan Syam. Apalagi tidak tertutup kemungkinan adanya persaingan yang keras antara kabilah Kahlan dengan Himyar yang menyebabkan hijrahnya Kahlan dari Yaman. (Disarikan dari kitab Rahiiqul Makhtum oleh Shafiyur Rahman Al Mubarakfury hal.15-16).

I.3. Karekteristik Dan Keutamaan Jazirah Arabiyah.
Diantara keutamaan dan kekhususan Jazirah Arab secara umum adalah :
1. Jazirah Arab adalah tanah suci Islam (haramul Islam). (Lihat: Fatwa Lajnah Daimah no 21413 pada tanggal 1 Robiul Tsanie 1421 H).
2. Syaitan putus asa mengajak penghuninya menyembah selain Allah, sebagaimana sabda Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam:
????? ???????????? ???? ?????? ???? ?????????? ????????????? ??? ????????? ????????? ???????? ??? ???????????? ??????????
Sesungguhnya Syaitan putus asa disembah oleh orang-orang yang sholat di jazirah Arab akan tetapi berusaha memecah belah mereka. Riwayat Muslim dalam Shahihnya kitab Shifat Al Qiyamah wal Jannah wa Al Naar, bab Tahrisy Al Syaithan, no. 2812 dan Imam Tirmidzi dalam sunannya kitab Al Bir Wash Shilah ‘An Rasulillah, Bab: Ma ja’a fi Tabaghudh no. 1937 dan Ahmad dalam Musnadnya 3/313 dan 354.
Makna hadits ini, syaitan putus asa dari bersatunya ahli jazirah Arab untuk berbuat syirik. Sebagian ulama memandang keumuman hadits ini kepada seluruh umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, seperti pernyataan Ibnu Rajab rahimahullah“Yang dimaksud adalah putus asa mengajak umat Islam seluruhnya bersatu berbuat kesyirikan besar”. Dengan dasar makna ini maka penyebutan jazirah Arab dalam hadits ini karena keutamaan dan keistimewaannya sebagai asal negara islam dan penduduknya adalah asal kaum muslimin.
3. Jazirah Arab adalah wakaf islam untuk pemeluknya dan peninggalan nabi untuk umatnya agar mereka menjaganya dalam wasiat terakhir beliau.
4. Islam ketika ditekan di negaranya diluar jazirah akan berlindung ke jazirah Arab dan kembali kesana, lalu mendapatkan sambutan hangat setelah terasingkan, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
????? ???????????? ?????? ???????? ??????????? ???????? ????? ?????? ?????? ???????? ?????? ??????????????? ????? ???????? ?????????? ??? ?????????
Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali asing seperti awalnya dan ia akan kembali kedaerah diantara dua masjid sebagaimana ular kembali kelubangnya. Diriwayatakan Imam Muslim dalam Shahihnya kitab Al Imaan bab Bayaan Ana Al Islam Bada’a Ghariban. No. 146.

I.4. Karekteristik Dan Keutamaan Bangsa Arab.
Bangsa Arab adalah bangsa besar yang menimbang dan mengukur kehidupan ini dengan timbangan yang berbeda dengan umat lainnya, mereka menimbangnya pada satu etika yaitu kemuliaan dan nama baik. Memang bangsa Arab dahulu sebelum diutusnya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam merupakan umat yang memiliki akhlak terbaik, karena mereka memiliki sebagian akhlak mulia yang menjadi warisan agama nabi Ibrohim, namun mereka kufur dari banyak syari’at nabi Ibrahim. Karena itulah Allah mengutus Muhammad shallallahu’alaihi wasallam untuk menyempurnakan akhlak mereka dengan membersihkan jiwa mereka dari akhlak yang buruk, sehingga menjadi umat yang bertakwa. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
????? ??????? ?????? ?????? ?????? ???????? ????????? ???????? ???????? ??????????? ??????? ????????????
Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad bin Hambal dengan lafadz ini dalam Musnadnya 2/381, imam Al Haakim dalam Mustadraknya 2/613, Imam Bukhari dalam kitabnya Adabul Mufrad no. 273 dan Tarikh Al Kabiir 4/1/188, Ibnu Sa’ad dalam Thabaqatnya 1/192, Al Qadha’iy dalam Musnad Asy Syihaab no. 1165, Al Kharaaithiy dalam Makarimul Akhlak Wa Ma’alimiha hal 2 dan Ibnu ‘Asaakir dalam Tarikh Dimasqi 6/267/1.
Islam mempertahankan akhlak mulia yang dimiliki bangsa Arab, seperti dermawan, memuliakan tamu dan lain-lainnya, lalu menyempurnakannya dengan menghapus akhlak buruk mereka.
Demikianlah Allah memilih kemunculan Islam pada mereka, tentu itu karena keistimewaan yang dimiliki bangsa Arab dan jazirahnya. Allah memilih Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dari mereka, sehingga kenabian berasal dari keturunan mereka lalu mereka terpilih sebagai pengemban tugas menyebarkan risalah Islam yang pertama dan jadilah keyakinan akan keutamaan mereka sebagai salah satu pokok aqidah seorang muslim. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
“Diantara ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah meyakini jenis Arab adalah lebih utama dari jenis A’jam baik jenis Ibrani, Suryani, Rumawi, farsi dan selainnya dan Quraisy adalah suku terbaik Arab dan bani Hasyim adalah bani terbaik Quraisy dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah anggota bani Hasyim yang paling utama, dialah makhluk terbaik dalam pribadi dan nasabnya. Bukanlah sekedar keutamaan Arab, kemudian Quraisy kemudian bani Hasyim itu hanya dikarenkan nabi dari mereka – walaupun ini satu keutamaan-, namun sebenarnya mereka sendiri itu terbaik. Dengan demikian terbuktilah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalllam adalah orang yang paling utama diri dan nasabnya”. (lihat: Iqtidha’ Al Shirath Al Mustaqim karya Ibnu Taimiyah 1/274-275).
Syaikh Thohir bin ‘Asyuur memberikan pernyataan tentang hal ini dalam pernyataan beliau di kitab Maqaashid Al Syari’at Al Islamiyah hal. 93: “Allah memiliki hikmah yang agung dalam memilih seorang Arab untuk mengemban risalah islam ini. Sekarang bukanlah tempat menjelaskan pengetahuan saya tentang hikmahnya dan Allah telah berfirman:
“Allah lebih mengetahui ketika menjadikan risalahNya”.
Kami berkata : Sungguh Rasul ketika beliau seorang arab maka secara otomatis berbicara dengan bahasa Arab, sehingga mengharuskan orang yang menerima syariatnya memiliki kemampuan bahasa Arab. Maka Arablah pengemban risalah islam kepada sekalian orang yang berbahasa Arab dan mereka termasuk dalam kumpulan ini. Kemudian Allah memilih mereka untuk memanggul amanah ini, karena mereka memiliki keistimewaan dari seluruh umat yang ada dengan berkumpulnya empat sifat yang tidak dimiliki umat lain dalam sejarah. Sifat tersebut adalah kejernihan pikiran, kuat hafalan, peradaban dan syariat yang sederhana dan jauhnya dari percampuran umat dunia yang lainnya.
Mereka dengan sifat pertama mampu memahami dan menerima agama dan dengan sifat kedua mampu menghafalnya dan tidak ada kebimbangan dalam menerimanya. Dengan sifat ketiga mampu cepat berakhlak dengan akhlaknya; karena mereka lebih dekat kepada fithrah yang selamat dan tidak memiliki syari’at yang baku dan mewakili sehingga mereka sungguh-sungguh bela mati-matian dan dengan sifat keempat mampu bergaul dengan seluruh umat, kare tidak terdapat permusuhan diantara mereka dengan umat lain, karena perseteruan Arab tidak lain hanya ada diantara kabilah mereka berbeda dengan bangsa farsi dengan rumawi dan seperti Al Qibthie dengan orang-orang Israil. (Dinukil dari khashaaish Jazirah Al Arab karya Syeikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid, hal 60-61).

1.5. Kondisi Politik, Keagamaan Dan Sosial Di Jazirah Arabiyah
Ketika kita akan berbicara tentang kondisi bangsa Arab sebelum Islam, tampaknya perlu memberikan gambaran sekilas tentang kondisi politik, keagamaan dan social mereka sehingga memudahkan kita mengenal keadaan yang ada ketika islam muncul.
1.5.1. Sistem Pemerintahan dan Politik
Pemerintahan Arab sebelum datangnya Islam dapat dibagi menjadi dua ; kerajaan, namun tidak merdeka penuh dan kepemimpinan kepala suku yang sama dengan kekuasaan seorang raja. Bangsa Arab hampir seluruhnya merdeka dibawah pimpinan kepala suku dan sebagian lainnya dibawah kekuasaan kerajaan.
Kerajaan ini dapat diwakili oleh kerajaan Yaman, Alighasaan (di Syam) dan Al Hirah.
1. Kerajaan di Yaman.
Bangsa Arab Al Aribah yang terdahulu yang dapat diketahui beritanya adalah kaum Saba’ yang disebutkan dalam Al Qur’an. Allah berfirman:
فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيدٍ فَقَالَ أَحَطتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَإٍ بِنَبَإٍ يَقِينٍ إِنِّي وَجَدْتُ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ وَجَدْتُهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لا يَهْتَدُونَ أَلا يَسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي يُخْرِجُ الْخَبْءَ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُخْفُونَ وَمَا تُعْلِنُونَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ قَالَ سَنَنْظُرُ أَصَدَقْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْكَاذِبِينَ اذْهَبْ بِكِتَابِي هَذَا فَأَلْقِهِ إِلَيْهِمْ ثُمَّ تَوَلَّ عَنْهُمْ فَانْظُرْ مَاذَا يَرْجِعُونَ قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلأ إِنِّي أُلْقِيَ إِلَيَّ كِتَابٌ كَرِيمٌ إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ أَلا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلأ أَفْتُونِي فِي أَمْرِي مَا كُنْتُ قَاطِعَةً أَمْرًا حَتَّى تَشْهَدُونِ قَالُوا نَحْنُ أُولُو قُوَّةٍ وَأُولُو بَأْسٍ شَدِيدٍ وَالأمْرُ إِلَيْكِ فَانْظُرِي مَاذَا تَأْمُرِينَ قَالَتْ إِنَّ الْمُلُوكَ إِذَا دَخَلُوا قَرْيَةً أَفْسَدُوهَا وَجَعَلُوا أَعِزَّةَ أَهْلِهَا أَذِلَّةً وَكَذَلِكَ يَفْعَلُونَ وَإِنِّي مُرْسِلَةٌ إِلَيْهِمْ بِهَدِيَّةٍ فَنَاظِرَةٌ بِمَ يَرْجِعُ الْمُرْسَلُونَ فَلَمَّا جَاءَ سُلَيْمَانَ قَالَ أَتُمِدُّونَنِ بِمَالٍ فَمَا آتَانِيَ اللَّهُ خَيْرٌ مِمَّا آتَاكُمْ بَلْ أَنْتُمْ بِهَدِيَّتِكُمْ تَفْرَحُونَ ارْجِعْ إِلَيْهِمْ فَلَنَأْتِيَنَّهُمْ بِجُنُودٍ لا قِبَلَ لَهُمْ بِهَا وَلَنُخْرِجَنَّهُمْ مِنْهَا أَذِلَّةً وَهُمْ صَاغِرُونَ قَالَ يَا أَيُّهَا الْمَلأ أَيُّكُمْ يَأْتِينِي بِعَرْشِهَا قَبْلَ أَنْ يَأْتُونِي مُسْلِمِينَ قَالَ عِفْريتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ قَالَ نَكِّرُوا لَهَا عَرْشَهَا نَنْظُرْ أَتَهْتَدِي أَمْ تَكُونُ مِنَ الَّذِينَ لا يَهْتَدُونَ فَلَمَّا جَاءَتْ قِيلَ أَهَكَذَا عَرْشُكِ قَالَتْ كَأَنَّهُ هُوَ وَأُوتِينَا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهَا وَكُنَّا مُسْلِمِينَ وَصَدَّهَا مَا كَانَتْ تَعْبُدُ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنَّهَا كَانَتْ مِنْ قَوْمٍ كَافِرِينَ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الصَّرْحَ فَلَمَّا رَأَتْهُ حَسِبَتْهُ لُجَّةً وَكَشَفَتْ عَنْ سَاقَيْهَا قَالَ إِنَّهُ صَرْحٌ مُمَرَّدٌ مِنْ قَوَارِيرَ قَالَتْ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَانَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk, agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Allah, tiada Ilah Yang disembah kecuali Dia, Rabb Yang mempunyai’Arsy yang besar”. Berkata Sulaiman:”Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan”. Berkatalah ia (Balqis):”Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya:”Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”. Berkatalah dia (Balqis):”Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)”. Mereka menjawab:”Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”. Dia berkata:”Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat. Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu”. Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata:”Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu. Kembalilah kepada mereka sungguh Kami akan mendatangi mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina”. Berkata Sulaiman:”Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”. Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin:”Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat membawanya lagi dapat dipercaya”. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab:”Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”.Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata:”Ini termasuk kurnia Rabbku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya).Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Rabbku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. Dia berkata:”Robahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya)”. Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya:”Serupa inikah singgasanamu” Dia menjawab:”Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri”. Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir. Dikatakan kepadanya:”Masuklah ke dalam istana”.Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya.Berkatalah Sulaiman:”Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca”. Berkatalah Balqis:”Ya Rabbku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Rabb semesta alam”. (QS. An Naml 27: 22-44)
Mereka diketahui dalam penelitian ahli sejarah telah hidup sejak abad ke-25 sebelum masehi (SM) dan terus berkembang dan memiliki kekuasaan besar sampai abad ke-11 SM. (Lihat: Al Rahiqul Al Makhtum karya Shofiyurrahman Al Mubarakfuri, cetakan ke-6 tahun 1418 H, Rabithah Al Alaam Al Islami, Jeddah, KSA. Hal 28 dan Al Siroh Al Nabawiyah Fi Dhu’i Al Mashodir Al Asliyah op.cit hal 59)
Dapat kita ringkas sejarah kerajaan Yaman ini kedalam perkiraan dibawah ini:
1. Masa sebelum tahun 250 SM raja-raja saba’ dizaman ini bergelar Makrib Saba’ dan ibukotanya Shorwaah yang terdapat peninggalannya di sebelah barat kota Ma’rib sejauh perjalanan sehari. Tempat ini dikenal dengan nama Khoribah. Dizaman inilah dimulai pembangunan bendungan tertua yang dikenal dengan Sad Ma’rib (bendungan Ma’rib).
2. Sejak tahun 250 SM sampai tahun 115 SM berubah gelar raja-raja mereka dengan gelar Muluk Saba’ (raja-raja Saba’) dengan ibukotanya Ma’rib. Peninggalannya masih ada disebelah timur kota Shon’a berjarak 60 mil.
3. Sejak tahun 115 SM sampai 300 M kabilah Himyaar dapat mengalahkan kerajaan Saba’ dan menjadikan kota Ridaan sebagai ibukotanya menggantikan Ma’rib. Kemudian kota Radaan ini dikenal dengan kota Dzifaar dan peninggalannya masih ada disekitar pegunungan dekat kota Yariem. Pada masa ini mulailah kerajaan Yaman mundur dan mulailah suku-suku Al Qahthoniyah melakukan imigrasi kedaerah-daerah sekitarnya. Diantara sebab kemunduran ini adalah munculnya kekuasaan Al Anbaath (anak keturunan Nabiet bin Ismail) yang menguasai yang telah menguasai utara Hijaaz dan kekuasaan Rumawie yang telah menguasai jalur perdagangan laut setelah menguasai Mesir, Suria dan sebelah utara Hijaaz serta adanya persaingan diantara suku-suku Arab Yaman.
4. sejak tahun 300 M sampai islam masuk ke Yaman. Dalam masa ini terjadi keguncangan politik dan kudeta berdarah yang berturut-turut serta perang saudara yang membawa Yaman tunduk dibawah imperalis asing. Pada masa ini Rumawi berhasil menduduki ‘Aden dengan dengan bantuan mereka kerajaan Habasyah berhasil menduduki Yaman pertama kali pada tahun 340 M dengan memanfaatkan perseteruan antara suku Hamadaan dan Himyaar dan berlangsung pendudukan ini sampai tahun 378 M kemudian Yaman merdeka kembali. ( Lihat As Siroh An Nabawiyah Fi Dhu’i Al Mashodir Al Asliyah hal 59 dan Rahiqul Makhtum karya Shofiyurrohman Al Mubarakfuri, hal: 28-29). Namun terjadi musibah besar setelah itu yaitu hancurnya bendungan Ma’rib yang menjadi sumber kenikmatan dan kemakmuran mereka, peristiwa ini dikenal dengan Sail Al ‘Ariem pada tahun 450 atau 451M. (Dinukil dari kitab Al Tarikh karya Al Ya’qubie oleh penulis kitab As Siroh AnNabawiyah Fi Dhu’i Al Mashodir Al Asliyah hal 59). Peristiwa ini Allah abadikan dalam Al Qur’an dalam firmanNya:
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ ذَلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِمَا كَفَرُوا وَهَلْ نُجَازِي إِلا الْكَفُورَ
Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda (kekuasaan Rabb) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri.(kepada mereka dikatakan):”Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Rabb-mu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Rabb-mu) adalah Rabb Yang Maha Pengampun”. Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka.Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir. (QS. Saba’ 34:15-17)
Pada tahun 523 M Raja Yaman yeng bernama Dzu Nuwaas berusaha memalingkan orang-orang nashroni dari agama mereka, ketika mereka enggan maka mereka dibakar di dalam parit yang telah disediakan. Kejadian ini menurut ahli sejarah adalah kejadian yang Allah abadikan dalam Al Qur’an dalam firmanNya:
Telah dibinasakan orang-orang yang membuat parit, yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk disekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orangyang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mu’min itu melainkan karena orang yang mu’min itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Alllah Maha Menyaksikan segala sesuatu. (QS. Al Buruj 85:5-9)
Ini menjadi sebab yang digunakan Rumawi untuk memprovokasi kerajaan Habasyah untuk menguasai Yaman yang kedua kali dibawah pimpinan Aryaath tahun 525 H. ia tetap memimpin sampai dibunuh Abrahah. Kemudian Abrahah memimpin Yaman dan berusaha menghancurkan Ka’bah.
Dalam Kitab Rahiqul Makhtum karya Shofiyurrahman Al Mubarakfuri disebutkan setelah meninggalnya Abrahah, bangsa Yaman meminta bantuan Farsi untuk mengusir orang habasyah dan dibantu sehingga tahun 575 H dibawah pimpinan Ma’dikarib bin Saif bin Dzi Yazin Al Himyarie berhasil mengusirnya dan menjadi raja Yaman lalu ia terbunuh dan akhirnya Yaman dipimpin seorang Farsi yang bernama Baadzaan bin Saasaan yang memeluk Islam pada bulan Jumada Ula tahun ke-7 H atau 628 M, kemudian Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat anaknya yang bernama Syahr bin Baadzaan sebagai penggantinya.
Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan tentang hal ini dalam pernyataan beliau: “Diantara amir-amir yang diangkat Nabi shallalllahu ‘alaihi wasallam adalah Baadzaan bin Saasaan dari keturunan Bahram Jur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkatnya sebagai amir seluruh Yaman setelah kematian kisra’. Beliau adalah amir yaman pertama yang masuk Islam dan raja A’jam pertama yang masuk Islam. Kemudian setelah kematian Baadzaan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat anaknya yang bernama Syahru bin Baadzaan sebagai amir Shon’a dan sekitarnya”. (Lihat: Zaadul Ma’ad Fi Hadyi Khoir Al Ibaad, karya Ibnul Qayyim, tahqiq Syu’aib Al Arnauth dan Abdul Qadir Al Arnauth, cetakan ke-3 tahun 1421 H, Muassasat Al Risalah 1/121).
2. Kerajaan di Al Hierah
Farsie menguasai Iraq dan sekitarnya sejak disatukan kekuatan mereka oleh Quruusy Agung tahun 557-529 S.M, kemudian dihancurkan oleh Iskandar Agung Al Makedonie tahun 326 SM lalu yang berkuasa hanyalah kerajaan kecil sampai tahun 330 M. Pada masa raja-raja kecil inilah bangsa Arab Qahthoniyah berimigrasi dan menetap di sebagian kecil wilayah rief (pinggiran selatan) Iraq lalu disusul Al Adnaniyah dan berhasil menempati satu wilayah dari Jazirah Al Furatiyah.
Dalam kitab As Siroh An Nabawiyah Fi Dhu’i Al Mashodir Al Asliyah disebutkan bawa Ardatsier adalah pendiri kerajaan Sasaaniyah yang mengumpulkan kekuatan farsie sejak 226 M dan berhasil menyatukan farsi dan menguasai bangsa Arab yang tinggal disekitar wilayah kerajaannya. Inilah yang menyebabkan suku Qudha’ah berimigrasi ke Syam sedang penduduk Al Hierah dan Al Anbaar bergabung dengan Ardasyier. pada zaman Ardasyier ini yang memimpin bangsa Arab di Al Hierah adalah Jadziemah Al Wadhaah, tampaknya Ardasyier memandang tidak akan mampu memimpin langsung bangsa Arab dan tidak mampu menghalau mereka menggangu wilayah kerajaannya kecuali dengan mengangkat seorang raja dari mereka yang memiliki loyalitas kepadanya, disamping itu ia ingin menggunakan mereka melawan kerajaan Rumawie. Ia menempatkan satu battalion pasukan berkudanya untuk membantu raja Arab tersebut dalam memimpin dan mengatur bangsa Arab agar dapat menghadang kepentingan Romawi dan Arab Syam. Kemudian setelah wafatnya Jazimah kekuasaan Arab pindah ke suku Lakhm dengan rajanya Amru bin ‘Adie Al Lakhmie pada masa kisra Saabuur bin Ardasyier sampai masa kekuasaan Qabaadz bin Fairuz.
Dalam Rahiqul Makhtum hal 31-32 disebutkan bahwa diantara raja-raja Al Hierah yang terkenal adalah Al Nu’maan bin Al Mundzir yang berhasil mengalahkan pasukan Farsi dalam perang Dzi Qaar setelah kelahiran Nabi. Kejadian ini adalah kemenangan pertama Arab atas A’jam, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
????? ?????? ?????? ????????? ????????? ?????? ???? ????????? ?????? ?????????
Inilah hari pertama kemenangan Arab dari A’jam dan dengan sebabku mereka menang. Hadits diriwayatkan Imam Ath Thabari dalam tarikhnya 1/206-207dan Al Ya’qubie dalam Tarikhnya 1/215 tanpa sanad, Namun hadits ini lemah (dho’if).
3. Kerajaan Syam.
Pada masa imigrasi Arab dari negeri mereka, beberapa suku dari Qudha’ah berimigrasi ke pinggiran Syam dan menetap disana. Mereka ini berasal dari bani Salieh bin Halwaan yang melahirkan bani Dhaj’am bin Salieh yang dikenal dengan Dhaja’amah yang dimanfaatkan Romawi untuk melawan Arab pedalaman berbuat keonaran dan untuk senjata melawan Farsi. Lalu mereka mengangkat seorang raja untuk mereka, kemudian silih berganti raja Dhaja’imah ini sampai dikalahkan suku Ghasaasinah. Kemudian Ghosaasinah ini mejadi penguasa boneka Romawi sampai terjadi perang Yarmuk tahun 12 H (634 M) dan raja terakhir mereka yang bernama Jabalah bin Al Aiham masuk Islam pada masa pemerintahan Umar bin Al Khothob. (Diterjemahkan dari Kitab As Siroh An Nabawiyah Fi Dhu’i Al Mashodir Al Asliyah hal 61).
4. Selain ketiga kerajaan ini.
Adapun bangsa Arab lainnya mereka dipimpin oleh kepala suku atau kepala kabilah. Mereka ini layaknya seperti raja dan memiliki hak-hak khusus seperti Al Marbaa’ (hak mengambil seperempat dari ghonimah rampasan perang), As Shofaa (harta yang dipilih kepala kabilah tersebut sebelum pembagian harta rampasan perang), An Nasyithoh (harta yang didapatkan kepala suku di jalan sebelum sampai ke tengah-tengah kaumnya) dan Al Fudhul (harta sisa pembagian yang tidak dapat dibagi kembali kepada para prajurit perangnya, seperti onta, kuda dan lain-lainnya). Para kabilah ini sangat mematuhi segala titah dan perintah kepala sukunya yang didasari oleh kesatuan fanatis golongan dan keluarga.
1.5.2. Keadaan keagamaan.
Adapun agama dan kepercayaan yang berkembang di Jazirah Arab sebelum Islam ada empat:
1. Yahudiyah
Agama Yahudi dianut orang-orang yahudi yang berhijroh ke Jazirah Arab, diantara mereka ada yang tinggal di Madinah, sebagiannya di Khaibar, Fadk, Wadi Al Qura dan Taima’. (Lihat: As Siroh AnNabawiyah karya Muhammad Abdulqadir Abu Faaris, hlm: 82). Agama yahudi juga sampai ke Yaman.dan dianut raja Dzu Nuwas Al Himyari kemudian tersebar pada bani Kinanah, Bani Al Haarits bin Ka’ab dan Kindah. (lihat: As Sirah An Nabawiyah Fi Dhu’ie Al Mashodir Al Ashliyah hlm 71).
2. Nashroniyah (Kristen)
Agama nashroni masuk ke kabilah-kabilah Ghasasinah dan Al Munadzirah dan memiliki beberapa gereja besar yang terkenal, diantaranya Gereja Hindun Al Aqdam, Al Laj dan Haaroh Maryam. Demikian juga masuk diselatan jazirah Arab dan berdiri gereja di Dzufaar dan yang lain di ‘And demikian juga di daerah Nejron. Sedangkan diantara kabilah Quraisy yang menganut agama nashroni adalah bani Asad bin Abdiluzaa. Demikian juga dianut oleh bani imriil Qais dari Tamiem, bani Taghlib dari Kabilah Rabi’ah dan sebagian kabilah Qudho’ah. Nampaknya mereka manganut agama ini melalui perantara imperium Romawi.
3. Majusiyah
Sebagian sekti Majusi juga masuk kejazirah Arab dibani Tamim, diantaranya Zaraarah dan Haajib bin Zaraarah. Demikian juga Al Aqra’ bin Haabis dan Abu Sud- kakek Waki’ bin Hisan- termasuk yang menagnut ajaran majusi ini. Majusiyah juga masuk ke daerah Hajar di Bahrain.
4. Syirik
Kebanyakan bangsa Arab menyembah patung berhala, bintang-bintang dan matahari yang mereka jadikan sesembahan selain Allah. Penyembahan bintang-bintang juga bermunculan di Jazirah Arab khususnya di Haraan, Bahrain dan diMakkah tersebar diantara bani Lakhm, Khuza’ah dan Quraisy. Sedangkan penyembahan matahari ada dinegeri Yaman, sebagaimana diisyaratkan Al Qur’an dalam firmanNya dalam surat An Naml ayat 23-24:
إِنِّي وَجَدْتُ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ وَجَدْتُهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لا يَهْتَدُونَ
Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk.
Dahulu kebanyakan bangsa Arab mengikuti agama nabi Ibrahim dan dakwah nabi Isma’il, mereka menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya dalam seluruh peribadatan sehingga berlalu beberapa masa dan lupa ajaran nabi mereka. Namun mereka masih memiliki tauhid dan sebagian syiar agama nabi Ibrohim sampai kota Makkah dikuasai bani Khuza’ah. Bani Khuza’ah menguasai ka’bah selama kurang lebih tiga ratus tahun dan ada yang menyatakan lima ratus tahun. Ketika bani khuza’ah dipimpin Amru bin Luhai Al Khuza’ie mulailah terjadi penyembahan berhala (paganisme) dikalangan bangsa Arab.
Adapun kisahnya disampaikan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab An Najdi rahimahullah dalam pernyataan beliau: “Adapun kisah Amru bin Luhai dan perubahan agama nabi Ibrahim, maka ia seorang yang berkembang dalam sifat baik dan dermawan seta memiliki semangat agama yang tinggi sehingga orang-orang sangat mencintainya dan mengikutinya karena perkara tersebut sampai mengangkatnya sebagai penguasa mereka. Kemudian ia menjadi penguasa Makkah dan Ka’bah dan bangsa Arab menganggapnya sebagai ulama besar dan wali. Pada satu waktu ia bepergian kenegeri Syam lalu melihat mereka (ahli Syam) menyembah patung berhala, kemudian ia menganggap hal itu baik dan menyangkanya satu kebenaraan, karena Syam adalah tempat para rasul dan turunnya kitab suci, sehingga mereka memiliki keutamaan dalam hal itu dari ahli Hijaz dan yang lainnya. Kemudian ia kembali ke Makkah membawa patung Hubal dan menempatkannya di dalam Ka’bah serta mengajak ahli Makkah untuk berbuat syirik. Ajakan itu mereka terima. Sedangkan ahli Hijaaz mengikuti ahli Makkah dalam agama, karena ahli Makkah adalah pemilik Ka’bah dan penduduk tanah suci’.(Lihat: Mukhtashor Sirah Ar Rasul karya Muhammad bin Abdulwahab At Tamimi rahimahullah, tahqiq Hana’ Muhammad Jazamaati, cetakan keenam tahun 1421H, Dar Al Kitab Al Arabi, Bairut, hlm15.)
Kemudian Amru bin Luhai mendapatkan patung-patung kaum nabi Nuh yang telah terpendam akibat banjir taufan dan membagi-bagikan patung tersebut kepada kabilah-kabilah Arab. Hal ini diceritakan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam pernyataan beliau rahimahullah : “Amru bin Luhai adalah seorang dukun yang memiliki jin, lalu jin tersebut berkata kepadanya: “Percepat perjalana dan kepergianmu dari Tuhamah dengan kebahagian dan keselamatan, datangilah Jeddah, nanati kamu dapati patung-patung yang telah jadi, lalu bawalah ke Tuhamah dan jangan hadiahkan. Serulah bangsa Arab untuk menyembahnya nanti mereka akan menerimanya”. Lalu ia mendatangi Jeddah dan mencari patung-patung tersebut kemudian membawanya ke Tuhamah. Ketika datang musim haji maka ia mengajak bangsa Arab untuk menyembahnya”.
Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
???????? ??????? ???? ??????? ???? ??????? ????????????? ??????? ???????? ??? ???????? ??????? ??????? ???? ??????? ????????????
Aku melihat Amru bin A’mir bin Luhai mengeluarkan ususnya dineraka dan ia adalah orang pertama yang membuat-buat ajaran Al sayaaib (onta yang tidak boleh diberikan beban dan dikhususkan untuk nadzar sehingga dilepas makan dan minum apa saja dan tidak ditunggangi). HR Al Bukhari dalam Shahihnya, Kitab Al Manaqib Bab Qishoh Khuza’ah no. 3260.
Patung-patung tersebut adalah patung Wadd, Suwaa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr, sebagaimana Allah namakan dalam Al Qur’an ketika mengisahkan kisah kaum nabi Nuh dalam firmanNya:
وَقَالُوا لا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلا سُوَاعًا وَلا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا
Dan mereka berkata:”Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) ilah-ilah kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwaa’, yaghuts, ya’uq dan nasr. (QS. 71:23)
Kemudian tersebarlah paganisme ini keseluruh bangsa Arab, sehingga setiap rumah memiliki berhala sendiri-sendiri dari berbagai macam benda; ada yang dari batu, kayu, tanah sampai tepung terigu. Mereka menyembah batu yang mereka bawa dan ketika melihat batua lain yang lebih bagus maka ia melempar yang pertama dan mengambil yang kedua sebagai sesembahanya. Sebagian mereka bila tidak menemukan batuan mengumpulkan tanah lalu diberi air susu kambing kemudian menthowafinya, sebagaimana diriwayatkan dari Abu Ar Raja’ Al ‘Athorisiy, beliau berkata:
?????? ???????? ????????? ??????? ????????? ??????? ???? ???????? ?????? ????????????? ??????????? ???????? ??????? ???? ?????? ??????? ????????? ???????? ???? ??????? ????? ??????? ?????????? ????????????? ???????? ????? ??????? ????
Kami menyembah sebuah batu, jika kami dapati batu lain yang lebih bagus maka kami buang dan kami ambil yang kedua. Jika kami tidak mendapati batu maka kami kumpulkan tanah dan kami bershadaqah dengan susu dan kami thowafi (kumpulan tanah tersebut). HR Al Bukhari dalam Shahihnya Kitab Al Maghazi bab Wafd bani Hanifah Wa Hadits Tsumamah bin Atsaal no. 3027.
Diantara mereka ada yang menyembah pohon atau malaikat dan menyatakan malaikat adalah anak perempuan Allah, sebagaimana dikisahkan Al Qur’an dalam firmanNya:
أَمْ لَهُ الْبَنَاتُ وَلَكُمُ الْبَنُونَ
Ataukah untuk Allah anak-anak perempuan dan untuk kamu anak-anak laki-laki. (QS.At Thuur 52:39)
???????? ????????? ?????? ?????????
Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan. (QS. An Najm 53:21).
Sebagian mereka ada yang menyembah jin, lalu jinnya masuk islam dan penyembahnya masih menyembahnya. Sebagaimana disampaikan Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:
????? ????? ???? ????????? ??????????? ?????? ???? ???????? ?????????? ???????? ??????????? ????????? ???????????
Dulu ada sejumlah orang yang menyembah sejumlah jin, lalu jin tersebut masuk Islam dan mereka (para penyembahnya) tetap berada pada agama mereka. Lalu turunlah firman Allah:
أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا
Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Rabb mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya, sesungguhnya azab Rabbmu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti. (QS. Al Isra’ 17:57).
Tentang penyembahan mereka pada malaikat dan jin telah Allah kisahkan dalam firman:
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ يَقُولُ لِلْمَلائِكَةِ أَهَؤُلاءِ إِيَّاكُمْ كَانُوا يَعْبُدُونَ قَالُوا سُبْحَانَكَ أَنْتَ وَلِيُّنَا مِنْ دُونِهِمْ بَلْ كَانُوا يَعْبُدُونَ الْجِنَّ أَكْثَرُهُمْ بِهِمْ مُؤْمِنُونَ
Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat:”Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?” Malaikat-malaikat itu menjawab:”Maha Suci Engkau.Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu. (QS. Saba’ :40-41).
Bangsa Arab memiliki thaghut-thaghut berupa rumah keramat menyamai ka’bah, diantaranya Al Laata dan Uzza. Mereka perlakukan sebagaimana memperlakukan ka’bah.
Demikianlah keadaan agama di jazirah Arabiyah sebelum datangnya Islam. Walaupun demikian mereka masih mengimani rububiyah Allah dan menganggap Allah sebagai sesembahannya juga, namun keyakinan ini semua tidak dapat menyelamatkan mereka dari siksaan Allah ta’ala.
Patung-patung yang terkenal dikalangan Arab Jahiliyah.
Diantara sekian banyak patung berhala dikalangan bangsa Arab sehingga Ka’bah saja dikelilingi lebih dari tiga ratus enam puluh patung berhala. Namun pada kesempatan kali ini kita akan menjelaskan secara singkat berhala-berhala bangsa Arab jahiliyah.
1.Wadd
Wadd adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang berasal dari nama seorang sholih dari mereka. Ditemukan kembali oleh Amru bin Luhai di Jeddah dan diberikan kepada Auf bin ‘Adzrah dan ditempatkan di Wadi Al Quraa di Dumatul Jandal dan disembah oleh bani kalb bin Murrah. Patung ini ada sampai datangnya Islam kemudian dihancurkan Khalid bin Walid dengan perintah Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam. (Lihat: As Sirah An Nabawiyah Fi Dhu’ie Al Mashodir Al Ashliyah hlm: 66).
2.Suwaa’
Dalam Kitab Mukhtashar Sirah Ar Rasul hal: 50, dijelaskan bahwa yang dimaksud Suwaa’ adalah salah satu patung kaum nabi nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada Mudhor bin Nizaar dan diserahkan kepada bani Hudzail serta ditempatkan di Rohaath sekitar 3 mil dari Makkah
3.Yaghuts
Yaghuts adalah salah satu patung kaum nabi nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada Na’im bin Umar Al Muradi dari Majhaj dan ditempatkan di Akmah atau Jarsy di Yaman, disembah oleh bani Majhaj dan bani An’am dari kabilah Thaiyi’.
4.Ya’uq
Ya’uq adalah salah satu patung kaum nabi nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada kabilah Hamadan dan ditempatkan di Khaiwaan, disembah oleh orang-orang Hama.
5. Nasr
Nasr adalah salah satu patung kaum nabi nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada kabilah Himyar dan ditempatkan di Saba’ disembah oleh bani Dzi Al Kilaa’ dari kabilah Himyar dan sekitarnya.
6. Manaah
Manaah adalah salah satu patung berhala yang ditempatkan di pantai laut dari arah Al Musyallal (bukit yang memanjang sampai Qadid dari arah laut) di Qadid antara Makkah dan Madinah. Patung ini sangat diagungkan oleh suku Al Aus dan Al Khazraj. Dengan sebab itulah Allah turunkan firmanNya:
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebagian dari syi’ar Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber’umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i di antara keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah :158).
Tentang hal ini dikisahkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha dalam haditsnya yang berbunyi:
????? ???????? ???????? ????????? ?????? ?????? ??????? ???????? ????? ?????????? ?????? ?????? ???????? ????? ???????? ????????????? ???? ????????? ?????? ?????? ????? ????????? ???? ????????? ????? ??????? ???????? ???? ?????????? ??????? ??????? ????? ?????? ?????????? ??? ???????????? ??????? ?????? ???? ?????????? ?????????? ????????? ???????????? ??????? ??????? ?????????????? ?????? ???????????? ??????? ???? ??????? ??????????? ???? ??????? ?????????? ????????????? ???????? ?????????? ???????? ??????? ?????? ?????? ?????? ???????? ????????? ???? ?????? ??????? ??? ??????? ?????? ?????? ?????? ??????????? ???? ??????? ?????? ???????? ????????????? ?????????? ?????? ???????? ?????? ????????
Urwah berkata: Aku bertanya kepada Aisyah: bagaimana pendapat engkau tentang surat Al baqarah ayat 158. beliau menjawab: sesungguhnya ayat ini diturunkan pada orang Anshor, mereka dahulu sebelum masuk islam berihrom untuk thoghut Manaah yang mereka sembah di Al Musyallal. Maka orang yang berihrom disana maka tidak mau taowaf di Shafa dan marwa. Ketika mereka masuk islam, mereka bertanya kepada Rasulullah tentang hal itu, mereka berkata: wahai Rasulullah sesungguhnya kami enggan thawaf di shafa dan marwa, maka turunlah ayat ini. HR Al Bukhari dalam Shahihnya, kitab Al Hajj Bab Waujub Al Shofa Wal Marwa Wa Ja’luha Min Sya’airillah No. 1534.
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus Ali bin Abi Thalib radhyiallahu ‘anhu untuk menghancurkannya pada penaklukan kota Makkah. (Lihat: Mukhtashar Sirah Ar Rasul hlm 51-52)
7. Laata
Laata adalah kuburan orang shalih yang ada di Thaif yang dibangun dengan batu persegi empat, diberi bangunan oleh bani Tsaqif dan yang menjadi penjaganya dari bani Syaibaan dari suku Saliem. Bangsa Arab seluruhnya sangat mengagungkannya dan menamainya Zaid Al Laata atau Taim Al Laata dan sekarang tempatnya adalah di menara masjid Thaif. Ada yang mengatakan bahwa Laata adalah nama seorang yang membuat masakan Sawiiq untuk jamaah haji, lalu ia meninggal kemudian kuburannya disembah. Ketika bani Tsaqif masuk Islam maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus Al Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu untuk menghancurkannya dan kuburan ini dibakar habis.
8. Al ‘Uzza
Al ‘Uzza adalah satu pohon yang disembah sebagai berhala. Ia lebih baru dari Al Laata, ditempatkan di Wadi Nakhlah di atas Dzatu ‘Irqin dan dibangun bangunan disekelilingnya. Mereka dulu mendengar suara keluar dari Al Uzza ini dan yang menjaga berasal dari bani mu’tib dari Tsaqif. Al Uzza ini sangat diagungkan Quraisy dan Kinaanah. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menaklukan Makkah maka beliau mengutus Khalid bin Al Walid radiyallahu ‘anhu untuk menghancurkannya ternyata ada tiga pohon dan ketiak dirobohkan yang ketiga, tiba-tiba muncul wanita hitam berambut kusut dalam keadaan meletakkan kedua tangannya di bahunya menampakkan taringnya dan dibelakangnya ada juru kuncinya. Kemudian Kholid penggal lehernya dan pecah, ternyata ia adalah seekor merpati, lalu Kholid bin Al Walid membunuh juru kuncinya.
Ketiga berhala ini (Manaah, Al Uzza dan Al Laata) disebutkan dalam Al Qur’an dalam firmanNya:
أَفَرَأَيْتُمُ اللاتَ وَالْعُزَّى وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ
Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al-Lata dan Al-Uzza,dan Manaah yang ketiga (QS.An Najm:19-20)
9. Hubal
Hubal adalah patung yang paling besar di ka’bah yang disimpan di tengah ka’bah. patung ini terbuat dari batu ‘aqiq merah dalam bentuk manusia dibawa Amru bin Luhai dari Syam. Patung inilah yang dikatakan Abu Sufyaan ketika selesai perang Uhud:
????? ?????? ??????? ?????????? ?????? ????? ???????? ????????? ?????????? ??????? ??? ??????? ????? ??????? ????? ??????? ????????? ????? ????? ????????? ????? ????????? ????? ?????? ?????? ??????? ?????????? ?????? ?????? ???????? ????????? ?????????? ??????? ??? ??????? ????? ??????? ????? ?????????? ????? ??????? ?????? ????? ????? ????????? ?????? ???????? ?????? ??????????? ???????
Hubal yang jaya, maka Rasulullah berkata: ‘Jawablah oleh kalian!’ maka mereka menjawab: ‘Apa yang kami akan katakan?’ beliau berkata: ‘Katakan; ‘Allah maha tinggi dan agung’ Abu Sufyan berkata lagi: ‘Kami memiliki Al Uzza dan kalian tidak memiliki Uzza’. Maka Rasulullah menyatakan: ‘Jawablah!’ mereka menyatakan: ‘Apa yang kami akan katakana?’ Rasulullah menyatakan: ‘katakanlah: ‘Allah adalah maula kami dan kalian tidak punya maula’. Lalu Abu Sufyan berkata: ‘ Hari ini pembalasan hari Badr dan peperangan akan terus berlanjut. HR Al Bukhari dalam Shahihnya Kitab Al Maghazi, Bab Ghazwah Uhud No.3737.
10. Isaaf dan Naailah
Dua patung berhala yang ada di dekat sumur Zamzam. Dua patung ini berasal dari sepasang orang Jurhum yang masuk ke Ka’bah dan berbuat fujur, lalu dikutuk menjadi dua batu, lama kelamaan keduannya disembah. Aisyah berkata:
?? ??????? ???????? ????? ???????? ?? ????????? ?????? ??????? ?? ????????? ???? ???????? ????????? ???? ??????????? ????????????? ???? ??????????
Kami senantiasa ingat bahwa Isaaf dan Naailah adalah laki-laki dan wanita dari Jurhum berbuat dosa di Ka’bah lalu Allah rubah mereka menjadi dua batu. HR Ibnu Ishaaq dengan sanad yang Hasan lihat Siroh Ibnu Hisyam 1/127 dinukil dari As Sirah An Nabawiyah Fi Dhu’ie Al Mashadir Al Ashliyah, hlm 67.
11. ‘Am Anas atau ‘Amiya Anas
Ini adalah berhala bani Khaulaan. Mereka membagi-bagi hasil ternak dan pertaniannya menjadi dua bagian; sebagian untuk Allah dan sebagian untuk berhalanya ini, sehingga Allah turunkan firmanNya:
وَجَعَلُوا لِلَّهِ مِمَّا ذَرَأَ مِنَ الْحَرْثِ وَالأنْعَامِ نَصِيبًا فَقَالُوا هَذَا لِلَّهِ بِزَعْمِهِمْ وَهَذَا لِشُرَكَائِنَا فَمَا كَانَ لِشُرَكَائِهِمْ فَلا يَصِلُ إِلَى اللَّهِ وَمَا كَانَ لِلَّهِ فَهُوَ يَصِلُ إِلَى شُرَكَائِهِمْ سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ
Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bahagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka:”ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami”. Maka sajian-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan sajian-sajian yang diperuntukan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Amat buruklah ketetapan mereka itu. (QS. Al An’aam 136)
12. Sa’ad
Ini adalah berhala milik bani Mulkaan bin Kinaanah.
13. Dzul Kholashah
Ini adalah berhala milik kabilah Khots’am, Bajilah dan Daus yang berada di Tubaalah daerah antara Makkah dan Yaman. Bentuknya rumah patung yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam katakan kepada Jarir bin Abdillah Al Bajali radhiyallahu ‘anhu :
????? ?????????? ???? ??? ??????????? ??????? ??????? ??? ???????? ???????? ???????? ?????????????? ????? ????????????? ??? ????????? ????????? ??????? ???? ???????? ????????? ????????? ?????? ????? ???????? ??? ???????? ????? ????????? ???????? ??? ??????? ?????? ???????? ?????? ??????????? ??? ??????? ??????? ?????????? ????????? ??????????? ???????? ?????????? ??????????? ????????? ??????????? ????????????
Bebaskanlah aku dari Dzul Kholashah. Dzul Kholashah adalah rumah berhala di Khots’am dinamai dengan nama ka’bah yamaniyah. Beliau berkata: Aku berangkat bersama 150 tentara berkuda dari suku Ahmas dan mereka adalah ahli penunggang kuda. Beliau berkata lagi: sedang aku tidak pandai mengendarai kuda perang, maka Rasulullah memukul dadaku sampai aku melihat bekas pukulannya di dadaku dan menyatakan: Ya Allah tetapkanlah ia dan jadikanlah ia dai yang memberi petunjuk dan mengambil petunjuk. Maka akupun berangkat dan menghancurkan serta membakarnya. Diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahihnya Kitab Al Jihad Wa Al Siyar Bab Harqu Al Dur Wa Al Nakhiil no 2797.
5. Al Hunafa’
Walaupun demikian meratanya paganisme dan keberhalaan di jaziroh Arab namun masih terdapat sedikit orang yang berada dalam agama yang hanif yang masih menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dan menunggu datangnya kenabian. Mereka ini dikenal dengan istilah Al Hanafiyun atau Al Hunafa’. Diantara mereka adalah Qiss bin Sa’idah Al Iyaadiy, Zaid bin ‘Amru bin Nufail, Waraqah bin Naufal, Umayah bin Abi Sholt, Abu Qais bin Abi Anas, Kholid bin Sinaan, Al Nabighoh Al Dzibyaaniy, Zuhair bin Abi Salma, Ka’ab bin Luai bin Gholib, Arbaab bin Ri’aab, penyair Suwaid bin Amir Al Mushtholiqie, As’ad Abu karb Al Himyarie, Wakie’ bin Salamah bin Zuhair Al Iyadie, Umair bin Haidab Al Juhanie, ‘Adi bin Zaid Al ‘Ibadie, Abu Qais Shurah bin Abu Anas Al Bukhorie, Saif bin Dzi Yazin Al Himyarie, Amir bin Al Thorb Al ‘Adwaanie, penyair Abdu Al Thoonijah bin Tsa’lab bin Wabrah bin Qudha’ah, ‘Alaaf bin Syihaab Al Tamiemie, AL Multamis bin Umayah Al Kinaanie, penyair Zuhair bin Abi Salmaa, Kholid bin Sinaan bin Ghaits Al ‘Abasie, Abdullah Al Qudhaa’ie, Ubaid bin Al Abrash Al Asadie, Utsman bin Al Huwairits, Amru bin ‘Abasah Al Sulamie, dan Aktsam bin Shoifibin Robaah. (Lihat As Sirah An Nabawiyah Fi Dhu’ie Al Mashadir Al Ashliyah hlm 72 dan 77).
Penulis: Kholid Syamhudi Lc
arsip website Ustadzkholid.com

No comments:

Post a Comment

Sekilas Info

SEKILAS INFO Bismillah Alhamdulillah Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam, keluar...