BAGAIMANA KALAU NABI SHOLLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAMA ADA DI TENGAH-TENGAH KITA?
Saudaraku tercinta,
Bagaimana kalau Nabi shollallahu ‘alaihi wasallama ada di antara kita?
Kalau pertanyaan ini diajukan kepadamu, apa jawabanmu?
Apakah engkau akan menjadi salah seorang pengikutnya ataukah termasuk kelompok yang menentang dan memeranginya?
Apakah engkau akan menjalankan apa yang ia perintahkan dan meninggalkan apa yang dilarangnya atau bagaimanakah sikapmu terhadap perintah dan larangannya?
Apakah engkau termasuk orang-orang yang menjauh dari majelis-majelisnya ataukah termasuk orang-orang yang senantiasa mengikuti setiap jengkal langkahnya?
Tahukah engkau wahai saudaraku, bahwasanya ada sekelompok orang yang meneriakan yel yel bahwasanya mereka beriman kepada Allah dan Rasul-Nya akan tetapi mereka lebih mencintai diri mereka sendiri dari pada keduanya.
Tahukah engkau wahai saudaraku, bahwasanya orang-orang munafikin dulu memperlihatkan kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama seolah-olah mereka bersamanya. Apabila mereka meninggalkannya, berkumpul sesame mereka, mereka gigit jari saking bencinya kepada beliau.
Saudaraku,
Aku ingin engkau membuka Mushafmu, mari bersama kit abaca ayat-ayat di dalam Kitabullah yang mewajibkan kita mengikuti (ittiba’) Nabi shollallahu ‘alaihi wasallama. Dan ittiba’ ini wajib semasa beliau hidup maupun setelah wafatnya. Allah tidak mewajibkan kepada kita mengikutinya ketika dia hidup, lalu sepeninggalnya kita bebas-bebas saja memilih mau mengikutinya atau tidak.
Bukalah Mushafmu saudaraku,
- Bukalah surat Ali Imron ayat 164
{ لقد من الله على المؤمنين إذ بعث فيهم رسولا من أنفسهم يتلوا عليهم آياته ويزكيهم ويعلمهم الكتاب والحكمه وإن كانوا من قبل لفى ضلال مبين }
Artinya, “Sungguh Allah Telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
- Surat An Nisa’ ayat 65
{ فلا وربك لا يؤمنون حتى يحكموك فيما شـجر بينهم ثـم لايجـدوا فى أنفسهم حرجا مما قضيت ويسلموا تسليما }
Artinya, “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”
- Surat At Taubah ayat 128,
{ لقد جاءكم رسول من أنفسكم عزيز عليه ماعنتم حريص عليكم بالمؤمنين رؤوف رحيم }
Artinya, “Sungguh Telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin.”
- Surat Al Ahzab ayat 21
{ لقد كان لكم فى رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا }
Artinya, “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
- Surat Al Ahzab ayat 36,
{ وما كان لمؤمن ولا مؤمنة إذا قضى الله ورسوله أمرا أن يكون لهم الخيرة من أمرهم ومن يعص الله ورسوله فقد ضل ضلالا مبينا }
Artinya, “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang nyata.”
Apakah makna ayat-ayat ini meresap dalam relung-relung hatimu?
Tidakkah engkau tahu bahwasanya setiap perkara yang kecil ataupun yang besar dalam kehidupan seorang muslim harus berpedoman kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya shollallahu ‘alaihi wa sallama?!
Tidakkah engkau mengetahui bahwasanya seluruh kehidupan muslim sepatutnya tunduk kepada Kitab Robbnya dan Sunnah Rasul-Nya shollallahu ‘alaihi wa sallama?!
{ قل إن صلاتى ونسكى ومحياى ومماتى لله رب العالمين . لا شريك له وبذلك أمرت وأنا أول المسلمين }
Artinya, “Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan Aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. (Al An’am : 162-163)
Lantas apa yang membuatmu enggan dan berat mengikuti Rasulmu shollallahu ‘alaihi wasallama. Jika Nabi Muhamad shollallahu ‘alaihi wa sallama telah wafat sesungguhnya Allah yang kita ibadati Maha Hidup tidak pernah mati.
{ وتوكل على الحى الذى لا يموت وسبح بحمده } ( الفرقان : 58 )
Artinya, “Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. dan cukuplah dia Maha mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya.”
{ وما محمد إلا رسول قد خلت من قبله الرسل أفإن مات أو قتل إنقلبتم على أعقابكم ومن ينقلب على عقبيه قلن يضر الله شيئا وسيجزى الله الشاكرين (144) } ( آل عمران : 144 )
Artinya, “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh Telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? barangsiapa yang berbalik ke belakang, Maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”
Saudaraku tercinta, bukankah kita dulu tersesat lalu Allah menunjuki kita dengan RasulNya shollallahu ‘alaihi wa sallama?!
Sekarang saya tanyakan kepadamu, dan jawablah dengan lisan, hati dan perbuatanmu!
Kalau Nabi shollallahu ‘alaihi wasallama ada di tengah-tengah kita, lalu ia memerintahkan kita,
- Untuk menegakkan sholat lima waktu berjama’ah di masjid, apakah engkau ikuti atau tidak?
- Ia memerintahkan wanita menutup aurat dan berhijab apakah engkau patuhi atau tidak?
- Ia memerintahkan kita beriltizam dalam penampilan kita sesuai dengan sunnahnya shollallahu ‘alaihi wa sallama, apakah engkau ta’ati atau tidak?
- Ia memerintahkan kita makan dan minum dengan tangan kanan, melarang kita makan dan minum dengan tangan kiri, apakah kita jalankan atau tidak?
- Ia memerintahkan kita untuk tidak ber-ikhtilaath apakah kita lakukan atau tidak?
- Kalau Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallama memilihmu sebagai utusan ke suatu negeri untuk berdakwah, mengajarkan mereka ajaran Din ini, apakah engkau pantas mengemban tugas ini atau tidak?
- Ia memerintahkan kita berpegang teguh dengan Kitabullah dan Sunnahnya, sebagaimana haditsnya,
تركت فيكم شيئين لن تضلوا بعدهم ( ما تمسكتم بهما ) كتاب الله وسنتي
Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat setelahnya, selama kalian berpegang teguh dengan keduanya, yaitu; Kitabullah dan Sunnahku’. (HR. Malik dengan mursal dan Al Hakim dan iya menshohihkannya, dishohihkan oleh Al Albany sebagaimana di Al Hadits Hujjatun Binafsihi 32)
Apakah engkau termasuk orang yang berpegang teguh dengan keduanya ataukah orang-orang yang mencampakannya ke belakang?
Saudaraku, kalau Nabi Muhamad shollallahu ‘alaihi wa sallama ada di tengah-tengah kita, apakah engkau termasuk orang yang di dekatkan ke majlisnya ataukah orang yang dijauhkan dari majelisnya?
Duhai saudaraku
Apabila kelak kita bertemu Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallama di hari kiamat, di telaganya, apakah engkau mengira bahwasanya engkau berhak mendapatkan uluran minuman air telaga dari tangan beliau yang mulia ataukah termasuk orang yang dikatakan kepadanya ketika itu, “Celaka, celaka bagi orang-orang yang merobah (agamaku) setelahku”. (HR. Ahmad dan dishohihkan oleh Al Albany)
Dari sekarang, mulai detik ini saya tidak ingin engkau menutup lembaran ini melainkan telah engkau siapkan tekadmu untuk beramal, supaya engkau termasuk pengikut Nabi Muhamad shollallahu ‘alaihi wa sallama, mengamalkan firman Allah Ta’ala,
{ إنما المؤمنون الذين آمنوا بالله ورسوله وإذا كانوا معه على أمر جامع لم يذهبوا حتى يستأذنوه إن الذين يستأذنونك أولئك الذين يؤمنون بالله ورسوله فإذا استأذنوك لبعض شأنهم فأذن لمن شئت واستغفر لهم الله إن الله غفور رحيم }( النور : 62 ) .
Artinya, “Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka Itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Maka apabila mereka meminta izin kepadamu Karena sesuatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dan firman-Nya,
{ ياأيها الذين آمنوا اتقوا الله وكونوا مع الصادقين . ما كان لأهل المدينة ومن حولهم من الأعراب أن يتخلفوا عن رسول الله ولا يرغبوا بأنفسهم عن نفسه } ( التوبة : 119 ، 120 ) .
Artinya, “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri rasul”.
Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita semua pengikut sejati Nabi Muhamad shollallahu ‘alaihi wasallama, amin.
ditulis oleh Ustadz Abu Zubair Hawaary hafizhullah
arsip abuzubair,net
February 10th, 2010
No comments:
Post a Comment