Tuesday, February 21, 2012

Koreksi Terhadap Tafsir Jalalain (Bagian 1 dan 2)



Koreksi Terhadap Tafsir Jalalain (Bagian 1)
Tafsir ar-Rahman ar-Rahim :
Didalam menafsirkan ar-Rahman dan ar-Rahim ayat 3 surat al-fatihah.

Imam al-Mahalli rahimahullah berkata : "Arti (الرّحمن الرّحيم) nya yang memiliki rahmat. Yaitu menghendaki kebaikan bagi orang yang baik.

---oOo---

Koreksian Tafsir Imam al-Mahalli :


Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri hafizhullah berkata :
"Ini adalah memaknai (menafsirkan) kata rahmat dengan salah satu hal yang melekat padanya. Dan ini adalah metode yang dipakai oleh kelompok - kelompok yang menggunakan metode takwil dalam menerangkan sifat - sifat Allah Subhanahu wa ta'ala. SEDANGKAN KALANGAN TERDAHULU (ULAMA SALAF), memilih beriman padanya dan memperlakukan nya menurut makna lahirnya (apa adanya), tanpa mentakwilkan nya dengan makna yang keluar dari hakikat makna nya. Karena takwil semacam ini pada hakikatnya adalah Ta'thil (Pengosongan makna)."

[Lihat, Tafsir Jalalain 1/27, Imam al-Mahalli dan Imam as-Suyuthi. Ta'liq Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri]

-----oooooo-----



Koreksi Terhadap Tafsir Jalalain (Bagian 2)

Imam as-Suyuthi rahimahullah berkata ketika menafsirkan ayat :

الله يستهزئ بهم ويمدهم في طغينهم يعمهون

"Allah akan mengolok-olok mereka dan membiarkan mereka terombang ambing dalam kesesatan mereka."[Q.S al-Baqarah ayat 15]

"Allah akan mengolok - olok mereka. Allah Subhanahu wa ta'ala akan membalas mereka dikarenakan olok - olokan mereka."

---oOo---

Koreksi Terhadap Tafsir Imam as-Suyuthi :
Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri hafizhullah berkata :
"Ini mentakwil perbuatan Allah Subhanahu wa ta'ala dengan makna yang tidak disetujui oleh para ulama peneliti, karena berpotensi akan menafikan perbuatan Allah Subhanahu wa ta'ala dalam konteks ini.

Padahal Allah Subhanahu wa ta'ala menetapkan perbuatan tersebut untuk diri-Nya sendiri. Kita boleh mengatakan bahwa hal semacam itu tidak mungkin diperbuat oleh Allah Subhanahu wa ta'ala hanya apabila perbuatan itu merupakan kekurangan.

Jika perbuatan itu merupakan kesempurnaan, bisa saja dilakukan oleh Allah. Dan memaknai kata istiza' (mengolok-olok) disini dengan makna hakikatnya termasuk kesempurnaan. Karena ia menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala mampu memperlakukan seseorang dengan perlakuan yang setimpal atau lebih keras dari perbuatan orang tersebut."

[Lihat, Tafsir Jalalain 1/36, Imam al-Mahalli dan Imam as-Suyuthi. Ta'liq Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri]

No comments:

Post a Comment

Sekilas Info

SEKILAS INFO Bismillah Alhamdulillah Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam, keluar...