Wednesday, February 29, 2012

Fatwa Lajnah Daimah (Bagian 7 - Hukum Mursyid)


Hukum Mempercayai Bahwa Seorang Mursyid (Pembimbing Spiritual) Dapat Memberikan Keturunan

Jilid 1, Juz 1 Kitab Aqidah Bab Tauhid Rububiyyah
Pertanyaan no, 4. Fatwa no, 189. Halaman 65-67.

Pertanyaan:
Apa hukumnya seseorang yang meyakini bahwa seorang Mursyid (pembimbing spiritual) dapat memberikannya seorang anak, atau meyakini bahwa seorang Mursyid dapat menyebabkan bertambah dan berkurangnya rezeki?



Jawabnya:
Siapa saja yang percaya bahwa seorang anak adalah pemberian dari orang lain selain Allah, atau bahwa orang lain dapat menambah dan mengurangi rezekinya itu adalah perbuatan syirik, yang kadar syiriknya bahkan lebih buruk dibandingkan dengan perbuatan syirik orang arab dan orang kafir lainnya pada masa Jahiliyyah.

Karena ketika orang-orang Arab ditanya pada masa jahiliyah siapakah yang memberikan mereka rezeki dari langit dan bumi, yang mengeluarkan yang hidup dari antara yang mati dan yang mati dari yang hidup, mereka menjawab: “Allah”. Mereka menyembah berhala-berhala bathil mereka hanya karena mereka mengklaim bahwa berhala-berhala itu dapat membawa mereka dekat kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman:
{قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ}
Artinya: “Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”. Maka katakanlah: “Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?”. (QS. Yuunus: 31)
Dan juga firman-Nya:
{وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ}
Artinya: “Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (QS. Az-Zumar: 3)
Dan juga firman-Nya:
{أَمَّنْ هَذَا الَّذِي يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ}
Artinya: “Atau siapakah dia ini yang memberi kamu rezki jika Allah menahan rezeki-Nya?” (QS. Al-Mulk: 21)

Dan telah tetap dalam Sunnah bahwasanya yang Memberi dan Menahan hanya Allah semata. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan  Al-Bukhari pada Bab berjudul "Dzikir setelah Salah" dalam kitab Shahihnya dari Warrad juru tulis Al-Mughirah bin Syu’bah, ia berkata: Al-Mughirah bin Syu’bah mendiktekan surat kepada saya untuk Muawiyah yang memberitahukan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam megucapkan dzikir yang dibaca setiap selesai shalat wajib:
«لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ، وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الجَدِّ مِنْكَ الجَدُّ»
LAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA 'ALAA KULLI SYAI'IN QADIIR. ALLAHUMMA LAA MAANI'A LIMA A'THAITA WA LAA MU'THIYA LIMA MANA'TA WA LAA YANFA'U DZAL JADDI MINKAL JADDU
Artinya: “Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, yang Tunggal dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan, dan milik-Nya segala pujian. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menahan dari apa yang Engkau berikan dan dan tidak ada yang dapat memberi dari apa yang Engkau tahan. Dan tidak bermanfaat kekayaan orang yang kaya di hadapan-Mu sedikitpun.” (HR. Al-Bukhari no. 844)

Akan tetapi Allah dapat memberikan keturunan kepada hamba-Nya dan meluaskan rezeki karena berdoa kepada-Nya dan berpaling kepada-Nya saja, seperti yang dinyatakan di dalam Surat Ibrahim (14), ketika Ibrahim ber-doa kepada Allah dan Dia menjawab doa-nya. Hal ini juga disebutkan dalam Surah Maryam, Surat Al-Anbiya, dan lain-lain yang Zakariyya juga berdoa kepada Allah dan Dia menjawab doa-nya. Hal ini juga telah tetap bahwa Anas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ»
Artinya: “Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya atau meninggalkan nama sebagai orang baik setelah kematiannya hendaklah dia menyambung silaturrahim.” (HR. Al-Bukhari no. 5986 dan Muslim 2557)
Wallahu a’lam.

Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, Keluarga dan para Sahabatnya.
Lajnah Ad Daaimah Lilbuhuutsil 'Ilmiyyah Wal Iftaa (Komite Tetap untuk Riset Ilmiah dan Fatwa)
Wakil Ketua: ‘Abdur Razzaq ‘Afiifiy
Anggota : ‘Abdullah bin Ghadayyan
Anggota: ‘Abdullah bin Sulaiman bin Mani’

  • Diterjemahkan oleh Abu Miqdad ‘Abdurrozzaq Al-Atsariy

السؤال الرابع من الفتوى رقم (189) :
س4: هذا الولد من عطاء المرشد، وهذا الذي يزيد في الرزق وينقص. ما الحكم في هذا الاعتقاد؟

ج4: من اعتقد أن الولد من عطاء غير الله وأن أحدا سوى الله يزيد في الرزق وينقص منه فهو مشرك شركا أشد من شرك العرب وغيرهم في الجاهلية، فإن العرب ونحوهم كانوا في جاهليتهم إذا سئلوا عمن يرزقهم من السماء والأرض وعمن يخرج الحي من الميت ويخرج الميت من الحي، قالوا: الله، وإنما عبدوا آلهتهم الباطلة لزعمهم أنها تقربهم إلى الله زلفى، قال الله تعالى: {قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ} (سورة يونس الآية 31) وقال: {وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ} (سورة الزمر الآية 3) وقال: {أَمَّنْ هَذَا الَّذِي يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ} (سورة الملك الآية 21)
وثبت في السنة أن العطاء والمنع إلى الله وحده، من ذلك ما رواه البخاري في باب الذكر بعد الصلاة من صحيحه أن ورادا كاتب المغيرة بن شعبة قال: أملي علي المغيرة بن شعبة في كتاب إلى معاوية أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يقول في دبر كل صلاة مكتوبة: «لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد، وهو على كل شيء قدير. اللهم لا مانع لما أعطيت، ولا معطي لما منعت، ولا ينفع ذا الجد منك الجد » (صحيح البخاري الأذان (844)) . لكن قد يعطي الله عبده ذرية ويوسع له في رزقه بدعائه إياه ولجئه إليه وحده كما هو واضح في سورة إبراهيم من دعاء إبراهيم الخليل ربه وإجابة الله دعاءه، وفي سورة مريم والأنبياء وغيرهما من دعاء زكريا ربه وإجابته دعاءه، وكما ثبت عن أنس رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: «من سره أن يبسط له في رزقه وينسأ له في أجله، فليصل رحمه » (صحيح البخاري الأدب (5986) ، صحيح مسلم البر والصلة والآداب (2557)) رواه البخاري ومسلم في صحيحيهما. والله أعلم.
وصلى الله على نبينا محمد، وآله وصحبه وسلم.

اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
نائب رئيس اللجنة : عبد الرزاق عفيفي
عضو : عبد الله بن عبد الرحمن بن غديان
عضو :عبد الله بن سليمان بن منيع

[Diterjemahkan oleh Abu Miqdad al-Atsary pada  pada 21 Februari 2012 pukul 12:44]

No comments:

Post a Comment

Sekilas Info

SEKILAS INFO Bismillah Alhamdulillah Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam, keluar...