Wednesday, February 29, 2012

Fatwa Lajnah Daimah (Bagian 4 - Batu di Baitul Maqdis melayang benarkah?)



Apakah Benar Batu di Baitul-Maqdis (Yerusalem) melayang di udara?

Pertanyaan Keempat, Fatwa no, 782.

Pertanyaan:
Ada yang mengatakan kepada kami bahwa batu keramat dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memulai perjalanan Mi’raaj ke langit pada malam Mi’raaj, batu itu melayang di udara karena kekuatan Allah. Berikanlah fatwa kepada kami jika hal ini benar. Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan.



Jawaban:
Segala sesuatunya di dunia ini berada pada tempatnya dengan izin Allah, apakah itu langit dan apa yang ada di dalamnya atau bumi dan semua yang ada di atasnya - bahkan mengenai batu yang sedang Anda tanyakan saat ini. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ يُمْسِكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ أَنْ تَزُولَا وَلَئِنْ زَالَتَا إِنْ أَمْسَكَهُمَا مِنْ أَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ
Artinya: “Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah.” (QS. Al-Faathir: 41)
Dan juga firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ السَّمَاءُ وَالْأَرْضُ بِأَمْرِهِ
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradah-Nya.” (QS. Ar-Ruum: 25)

Adapun Batu di Baitul-Maqdis itu tidak melayang di udara meskipun di lihat dari segala sisinya, namun batu itu melekat berada di sisi gunung tersebut yang menjadi bagian dari gunung tersebut. Baik batu dan gunung tersebut berada di posisinya sebagaimana yang telah kita pahami.

Kami tidak menyangkal bahwa Allah yang Maha Kuasa menahan sebagian dari ciptaan-Nya di ruang angkasa, semua ciptaan itu melayang berada dalam ruang angkasa dengan Kekuasaan Allah, seperti yang dinyatakan di atas. Allah telah mengangkat gunung di atas kaum Nabi Musa ketika mereka menolak untuk mengikuti hukum-hukum yang Nabi Musa bawa. Gunung itu di angkat dengan kekuatan Allah. Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاذْكُرُوا مَا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkatkan gunung (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 63)

Dan juga firman-Nya:
وَإِذْ نَتَقْنَا الْجَبَلَ فَوْقَهُمْ كَأَنَّهُ ظُلَّةٌ وَظَنُّوا أَنَّهُ وَاقِعٌ بِهِمْ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاذْكُرُوا مَا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami mengangkat bukit ke atas mereka seakan-akan bukit itu naungan awan dan mereka yakin bahwa bukit itu akan jatuh menimpa mereka. (Dan Kami katakan kepada mereka): Peganglah dengan teguh apa yang telah Kami berikan kepadamu, serta ingatlah selalu (amalkanlah) apa yang tersebut di dalamnya supaya kamu menjadi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-A’raaf: 171)

Tapi intinya kami di sini adalah untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, yakni batu di Yerusalem itu tidak melayang di udara terpisah dari gunung, melainkan melekat padanya dan ditopang oleh gunung itu. Wallahu a’lam.

Semoga Allah memberikan Taufiq dan semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, Keluarga dan para Sahabatnya.

Lajnah Ad Daaimah Lilbuhuutsil 'Ilmiyyah Wal Iftaa (Komite Tetap untuk Riset Ilmiah dan Fatwa)
Wakil Ketua: ‘Abdur Razzaq ‘Afiifiy
Anggota : ‘Abdullah bin Ghadayyan
Anggota: ‘Abdullah bin Sulaiman bin Mani’


س4: نصه (صخرة المقدس التي ركب المعراج عليها يوم يعرج النبي صلى الله عليه وسلم قالوا لنا: إنها معلقة بالقدرة) ، أفتونا جزاكم الله خيرا.

ج4: كل شيء قائم في مقره بإذن الله سواء في ذلك السماوات وما فيها والأرضون وما فيهن حتى الصخرة المسؤول عنها، قال الله تعالى: {إِنَّ اللَّهَ يُمْسِكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ أَنْ تَزُولَا وَلَئِنْ زَالَتَا إِنْ أَمْسَكَهُمَا مِنْ أَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ} (سورة فاطر الآية 41) وقال سبحانه: {وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ السَّمَاءُ وَالْأَرْضُ بِأَمْرِهِ} (سورة الروم الآية 25) الآية، وليست صخرة بيت المقدس معلقة في الفضاء وحولها هواء من جميع نواحيها، بل لا تزال متصلة من جانب بالجبل التي هي جزء منه متماسكة معه، وهي وجبلها قائمان في مقرهما بالأسباب الكونية العادية المفهومة، شأنهما في ذلك شأن غيرهما من الكائنات، ولا ننكر قدرة الله على أن يمسك جزءا من الكونيات في الفضاء فمجموع المخلوقات كلها قائمة في الفضاء بقدرة الله كما تقدم، وقد رفع الله الطور فوق قوم موسى حينما امتنعوا من العمل بما أتاهم به موسى من الشرائع وكان محمولا بقدرة الله، قال تعالى: {وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاذْكُرُوا مَا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} (سورة البقرة الآية 63) وقال {وَإِذْ نَتَقْنَا الْجَبَلَ فَوْقَهُمْ كَأَنَّهُ ظُلَّةٌ وَظَنُّوا أَنَّهُ وَاقِعٌ بِهِمْ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاذْكُرُوا مَا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} (سورة الأعراف الآية 171) ولكن القصد بيان الواقع، وأن الصخرة التي في بيت المقدس ليست معلقة في الفضاء من جميع جوانبها منفصلة عن الجبل انفصالا كليا، بل هي متصلة به متماسكة معه. والله أعلم.

وبالله التوفيق. وصلى الله على نبينا محمد، وآله وصحبه وسلم.
اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
نائب رئيس اللجنة : عبد الرزاق عفيفي
عضو : عبد الله بن عبد الرحمن بن غديان
عضو :عبد الله بن سليمان بن منيع

[Diterjemahkan oleh Abu Miqdad Al-Atsary pada pada 19 Februari 2012 pukul 20:09]

No comments:

Post a Comment

Sekilas Info

SEKILAS INFO Bismillah Alhamdulillah Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam, keluar...